Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E diwakili oleh Inspektur Jenderal (Irjen) TNI Marsekal Madya TNI Sukirno KS, secara resmi membuka Latihan Gabungan (Latgab) Pasukan Khusus Tri Matra V Tahun 2011, di Lapangan Apel Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) Marinir TNI AL, Cilandak, Senin (19/12/2011), dalam suatu upacara militer yang dihadiri pejabat militer dari Mabes TNI dan ketiga angkatan.
Panglima TNI dalam sambutannya mengatakan, penyelenggaraan latihan ini dititik beratkan pada upaya penanggulangan teror, untuk mengimplementasikan strategi, operasional, aplikasi taktik dan teknik dalam mengatasi aksi terorisme, sekaligus sebagai bentuk antisipasi terhadap kemungkinan kontijensi yang terjadi, terkait aksi terorisme di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang dan aturan yang berlaku, yang dipertegas oleh pernyataan Presiden RI selaku Panglima Tertinggi pada berbagai kesempatan, bahwa meskipun masalah keamanan dan ketertiban masyarakat menjadi tanggung jawab Kepolisian Negara, namun TNI harus ikut serta mencegah timbulnya aksi terorisme yang membahayakan rakyat tidak berdosa.
“Tidak boleh ada sekelompok orang yang berani mengancam keselamatan rakyat. Tidak boleh pula kita membiarkan rakyat tidak berdosa menjadi korban ancaman terorisme. Negara tidak boleh kalah, dan harus menang melawan terorisme”, tegas Panglima TNI.
Lebih lanjut dikatakan, guna memenuhi harapan itu, maka perlu ditentukan langkah strategis dan melakukan berbagai upaya dalam mencapai tingkat kesiapan operasional yang mampu manjawab setiap ancaman terkait aksi teror. Upaya itu diwujudkan dengan memberikan pembekalan dan ketrampilan kepada satuan Gultor TNI melalui penyelenggaraan latihan penanggulangan teror, yang berorientasi pada kontijensi yang dipilih dalam rangka mengatasi aksi teror, dengan menggunakan sandi latihan “Tri Matra V”.
Latgab pasukan khusus TNI Tahun 2011 mengambil tema “Satuan Tugas Gabungan TNI (antara lain Satuan 81 Kopassus, Denjaka dan Denbravo) Melaksanakan Operasi Gultor Terpadu Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI” yang dilaksanakan melalui metoda Geladi Posko 1, kemudian dilanjutkan Geladi Lapangan.
Latihan ini diselenggarakan juga untuk meningkatkan integrasi dan keterpaduan antar satuan Gultor TNI dalam melaksanakaan fungsi, peran dan tugasnya secara terpadu di lapangan, dalam satu kesatuan komando.
Latihan ini diikuti oleh prajurit TNI dari Sat-81 Kopassus TNI-AD, Denjaka Marinir TNI-AL dan Den Bravo TNI-AU selama 4 hari dengan mengambil daerah latihan di sekitar Pulau Payung Besar dan Pulau Pari di Kepulauan Seribu.
Panglima TNI dalam sambutannya mengatakan, penyelenggaraan latihan ini dititik beratkan pada upaya penanggulangan teror, untuk mengimplementasikan strategi, operasional, aplikasi taktik dan teknik dalam mengatasi aksi terorisme, sekaligus sebagai bentuk antisipasi terhadap kemungkinan kontijensi yang terjadi, terkait aksi terorisme di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang dan aturan yang berlaku, yang dipertegas oleh pernyataan Presiden RI selaku Panglima Tertinggi pada berbagai kesempatan, bahwa meskipun masalah keamanan dan ketertiban masyarakat menjadi tanggung jawab Kepolisian Negara, namun TNI harus ikut serta mencegah timbulnya aksi terorisme yang membahayakan rakyat tidak berdosa.
“Tidak boleh ada sekelompok orang yang berani mengancam keselamatan rakyat. Tidak boleh pula kita membiarkan rakyat tidak berdosa menjadi korban ancaman terorisme. Negara tidak boleh kalah, dan harus menang melawan terorisme”, tegas Panglima TNI.
Lebih lanjut dikatakan, guna memenuhi harapan itu, maka perlu ditentukan langkah strategis dan melakukan berbagai upaya dalam mencapai tingkat kesiapan operasional yang mampu manjawab setiap ancaman terkait aksi teror. Upaya itu diwujudkan dengan memberikan pembekalan dan ketrampilan kepada satuan Gultor TNI melalui penyelenggaraan latihan penanggulangan teror, yang berorientasi pada kontijensi yang dipilih dalam rangka mengatasi aksi teror, dengan menggunakan sandi latihan “Tri Matra V”.
Latgab pasukan khusus TNI Tahun 2011 mengambil tema “Satuan Tugas Gabungan TNI (antara lain Satuan 81 Kopassus, Denjaka dan Denbravo) Melaksanakan Operasi Gultor Terpadu Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI” yang dilaksanakan melalui metoda Geladi Posko 1, kemudian dilanjutkan Geladi Lapangan.
Latihan ini diselenggarakan juga untuk meningkatkan integrasi dan keterpaduan antar satuan Gultor TNI dalam melaksanakaan fungsi, peran dan tugasnya secara terpadu di lapangan, dalam satu kesatuan komando.
Latihan ini diikuti oleh prajurit TNI dari Sat-81 Kopassus TNI-AD, Denjaka Marinir TNI-AL dan Den Bravo TNI-AU selama 4 hari dengan mengambil daerah latihan di sekitar Pulau Payung Besar dan Pulau Pari di Kepulauan Seribu.