Grup 1 Kopassus

0 komentar
Gabungan kualifikasi paratroop dan commando dalam diri seorang prajurit. Itulah konsep dasar seorang prajurit Kopassus. Ditambah spesialisasi lainnya, ia menjelma sebagai prajurit individu yang lethal, mematikan.

Jujur saja, aura satuan tempur satu ini benarbenar kuat. Ketika COMMANDO barn melewati gapura Ksatriaan Gatot Subroto di depan markas, aroma tempur itu langsung terasa. Entah dari mana datangnya, desiran itu menyeruak di batin dan membuat bulu roma berdiri. Kontak batin itu seperti membimbing kami untuk bertekad menyibak rahasia dibalik kebesaran nama Grup I Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ini.

Untuk level TNI, Kopassus memang satuan yang sangat terpandang. Secara terpisah, sejumlah personel satuan elit TNI lainnva mengakui bahwa Kopassus pantas menvandang sebutan itu. Baik karena sejarah pembentukannya yang panjang, puluhan operasi yang dijalankan, keberhasilan yang diraih serta kepercayaan dari pimpinan TNI terhadap mereka.

Dalam psikologi militer, pilihan karir menjadi pasukan khusus bukanlah keputusan yang main-main. Setiap prajurit mesti sadar “sesadar-sadarnya” akan pilihan yang ia buat. Karena ketegangan yang dialami seorang pasukan khusus sudah terasa langsung saat keputusan ia ambit. Mengingat porsi penugasan yang ketat itu pula, semboyansemboyan “Kalau Anda Ragu Lebih Baik Kembali”, bukanlah isapan jempol belaka.

Sebagai satuan tempur berkualifikasi para dan komando (parako), Grup 1 Kopassus merupakan operator utama pertempuran konvensional maupun nonkonvensional. Terutama prinsip-prinsip unconventional warfare, sudah jadi menu utama prajurit begitu memasuki Pusdik Passus (Pusat Pendidikan Pasukan Khusus) di Batujajar, Jawa Barat. Nyaris semua materi pendidikan terfokus kepada pembentukan prajurit individu. Ujung dari pendidikan tujuh bulan itu adalah empat tugas pokok Parako: raid, perebutan cepat, penyekatan dan patroli jarak jauh.


Selain sadar dengan bentuk tugas, setiap prajurit Grup I juga amat mengerti resiko yang bakal dihadapi. Pola operasi yang tidak lazim, bergerak dalam tim-tim kecil berkekuatan 10 orang serta lebih banyak mengendap di kegelapan malam, memang bukanlah sebuah operasi yang mudah. Tak jarang pula kemenangan hams ditebus dengan menyabung nyawa demi loyalitas terhadap sesama.

Sudahlah dalam jumlah kecil, dari segi persenjataan juga terbatas. Hanya senapan serbu SS1 (satu orang dengan peluncur granat M203 kaliber 40 milimeter) dan dua pilihan senapan mesin: Ultimax 100 dan Minimi, keduanya kaliber 5,56 milimeter. “Kopassus beroperasi dalam misi khusus dengan kerahasiaan tinggi, terlalu banyak senjata malah merepotkan, tidak efektif untuk alam Indonesia yang berhutan,” jelas seorang prajurit.

Pengintaian jarak jauh (long range reconnaissance) adalah jenis operasi yang berbahaya. Banyak sisi pada operasi macam ini bisa jadi buah simalakama. Lamanya waktu pengintaian tidak hanya menyita tenaga tapi juga mental. Kadang resiko bisa jadi sangat tidak terbayangkan. Kita masih ingat ketika 11 Green Berets menghilang saat melakukan misi pengintaian dan sabotase di Irak, 11 Maret 1991. Bebalnya para jenderal di Pentagon kala itu, tidak memasukkan nama-nama mereka dalam daftar MIA (missing in action). Bahkan mendiskusikan nasib mereka pun, lidah mereka kelu.

Sebagai sebuah satuan tempur setingkat brigade, Grup I yang dipelopori Mayor Inf. L.B. Moerdani tentu tidak mau bertindak konyol. Untuk itulah perencanaan, penguasaan medan, keakuratan data, kesiapan fisik, mental dan amunisi hams diperhitungkan matang. Dalam kondisi terparah, tak jarang pula mereka mengejar musuh dengan kesiapan serba terbatas. Disinilah peran perwira atau bintara senior. Baik dalam menyiapkan atau memberikan keyakinan kepada anggotanya.
Yang makin meneguhkan Grup I sebagai brigade pasukan khusus, adalah sarana dan prasarana markas yang teramat lengkap. Mulai dari sarana perkantoran, latihan, sosial dan rekreasi, tersedia dan terawat rapi di komplek seluas 234 hektar itu. Penting dicatat, semua berada di dalam markas bukan di area publik. Walau masih jauh dari ideal, mengingatkan kepada konsep Fort di AD Amerika Serikat. Di Indonesia, katanya Grup I jadi percontohan. Dimana fasilitas militer tidak berbaur dengan kehidupan sipil.
Continue reading →

TNI AL Gandeng Perguruan Tinggi Meneliti Kapal Perang Anti Radar

0 komentar
28 April 2012, Surabaya: Indonesia masih belum mandiri dalam bidang pertahanan dan alat utama sistem senjata (alutsista). Dengan berbekal keinginan yang kuat untuk mewujudkan kedaulatan sistem pertahanan nasional, ITS melalui Konsorsium Pengembangan Kapal Perang Nasional (KPKPN) menggagas pembuatan kapal perang anti radar.
Tak tanggung-tanggung, riset ini didanai pemerintah senilai Rp 1,8 Miliar tiap Tahunnya. ITS tak bekerja sendiri, mengingat riset ini adalah riset nasional, maka ITS dibantu oleh beberapa perguruan tinggi negeri lain. Yaitu Akademi Angkatan Laut (AAL), Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Indonesia (UI), Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Konsorsium ini bermula dari workshop inisiasi bidang kapal perang yang dilaksanakan Agustus 2011 lalu. Dari workshop itulah ITS mengambil langkah lebih lanjut terkait penelitian kapal perang tersebut. Termasuk pembuatan proposal untuk kemudian diajukan ke pemerintah.
”Pembuatan proposal untuk konsorsium ini telah selesai sejak akhir tahun 2011,” ungkap Hendro Nurhadi Dipl Ing PhD, Ketua KPKPN. Baru seteleh itu, digelar workshop nasional bidang kapal perang pada akhir Februari lalu.
Penggarapan kapal perang ini dibagi menjadi tujuh kelompok kerja berdasarkan bagian kelengkapan kapal. Ketujuh kelompok kerja tersebut masing-masing menangani karakterisasi komposit, metalurgi fisik, ship standard and Mission Requirement, auto pilot, steering control, material untuk radar dan Combat Material System (CMS).
Dari pembagian tersebut, Mayor Laut (E) Oman Sukirman, M.T dari AAL berperan dalam kegiatan Ship Standard and Mission Requirement serta pengumpulan data primer, Prof. Dr. Kuncoro Diharjo dari UNS turut serta dalam pembuatan karakterisasi komposit. Sedangkan metalurgi fisik ditangani oleh Prof Dr Ir Bondan Tiara Sofyan dari UI.
“Kapal yang banyak sekarang ini sebagian besar merupakan produk-produk lama. Oleh karena itu, sangat disayangkan jika Indonesia terus menerus bergantung pada negeri lain padahal potensi dalam negeri sangat besar” papar Bpk. Mayor Oman dalam paparan sesi ke-2 workshop di Nasdec (22/2).
Keunggulan kapal perang ini nantinya yaitu dibuat dengan material anti radar. ”Anti radar baru pertama kali diterapkan di pesawat tempur Amerika. Konon wartawan tidak bisa mendekat dari jarak 100 meter,” jelas Drs Mochamad Zainuri M.Si yang juga ditemui saat konferensi pers diskusi ilmiah di Nasdec (22/2). Zainuri yang telah meneliti bahan anti radar sejak tahun 2005 itu mengungkapkan bahwa material anti radar yang digunakan pada kapal tersebut dibuat dari pasir besi. Hingga saat ini, material tersebut telah berhasil dibuat dan dapat menyerap radar hingga 99 persen.
“Kerjasama penelitian dengan perguruan tinggi besar, tentu sangat mengangkat bendera AAL dimata akademisi di seluruh Indonesia. Apalagi kerjasama besar ini hanya melibatkan perguruan tinggi yang memiliki peneliti-peneliti yang dianggap oleh Kementerian Ristek paling berkompeten” kata Gubernur AAL laksda TNI Agus Purwoto. Jenderal berbintang dua ini menegaskan pula bahwa dirinya sangat mendukung bentuk kerjasama ini apalagi bila melibatkan Kadet dan Dosen AAL secara aktif.
“Hal tersebut guna lebih meningkatkan kemampuan analisis para Dosen AAL maupun Kadet, serta lebih menimbulkan kemauan untuk mengembangkan Alutsista yang ada khususnya milik TNI AL” tegas orang nomor satu di AAL ini.
Continue reading →

Korea Utara Gelar Latihan Militer di Tengah Ancaman

0 komentar
Pyongyang, PelitaOnline -- Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un menyaksikan latihan militer yang melibatkan tank-tank, pesawat-pesawat dan artileri di tengah berlanjutnya ancaman-ancaman.

“Kim, komandan tertinggi militer berkekuatan 1,2 juta prajurit, memandu latihan militer yang digelar untuk menandai ulang tahun ke-80 angkatan bersenjata,”ungkap kantor berita negara KCNA yang tidak menyebutkan tanggal latihan itu.

"Dia meminta tanpa ampun memusnahkan musuh-musuh dengan senjata keadilan dan balas dendam jika mereka berani memprovokasi," katanya.


Korea Utara telah mengancam "perang suci" terhadap pemerintah konservatif Korea Selatan sebagai balasan atas penghinaan yang dirasakan selama Pyongyang melakukan peringatan seratus tahun kelahiran pendiri negara Kim Il-Sung bulan ini.


Ada juga spekulasi luas bahwa Korea Utara mungkin akan melakukan uji nuklir lain menyusul kecaman-kecaman internasional terhadap peluncuran roketnya yang gagal pada 13 April.

Para pejabat pertahanan Korea Selatan dan Amerika Serikat melihat satu kesempatan "sangat tinggi" uji nuklir lain, kata Wakil Menteri Pertahanan Seoul, Lim Kwan-Bin, sehari yang lalu.

"Penilaian Korea Selatan dan Amerika Serikat adalah bahwa kemungkinan sangat tinggi bahwa Korea Utara akan melakukan percobaan nuklir," kata kantor berita Yonhap mengutip pernyataannya setelah pertemuan dua hari dengan para pejabat senior Pentagon.

"(Kami) tidak dapat memprediksi waktu tertentu, tetapi itu diyakini kapan saja bisa mereka lakukan." Lim mengatakan ia tidak memiliki bukti kuat, tetapi mengutip catatan bahwa Pyongyang melakukan uji coba nuklir menyusul kritik-kritik peluncuran rudal jarak jauh tahun 2006 dan tahun 2009.

"Ada banyak pendapat bahwa ada kemungkinan besar Pyongyang ia akan melakukan uji coba nuklir untuk menebus kegagalan peluncuran rudal," katanya seperti dikutip.

Para pejabat Korea Selatan dan Amerika Serikat menegaskan kembali mereka akan menggelar tanggapan tegas untuk setiap provokasi tambahan oleh Korea Utara, kata Lim.

Amerika Serikat menempatkan 28.500 tentaranya di pangkalan militer Korea Selatan.
Continue reading →

TNI-AL Denpasar Tangkap Kapal Pemburu Ikan Napoleon

0 komentar
Denpasar, PelitaOnline - Personel Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Denpasar menangkap sebuah kapal pemburu ikan Napoleon yang merupakan satwa langka dan dilindungi.

"Kami menangkap Kapal Samudera Indah di perairan utara Bali. Mereka tertangkap membawa ikan langka tersebut," kata Komandan Lanal Denpasar Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjaya, Kamis.

Dia menjelaskan bahwa tertangkapnya kapal tersebut berawal dari informasi yang diperoleh pihaknya bahwa ada nelayan yang membawa ikan langka tersebut dari Perairan Banggai, Sulawesi Tengah, menuju Pulau Bali.


Setiba di utara perairan Bali, tambah Suarjaya, kapal pun ditangkap petugas yang sedang patroli. Dari dalam kapal ditemukan 500 kilogram ikan Napoleon.

"Jenis ikan itu dilindungi undang-undang sebagai satwa langka. Selanjutnya kami akan lakukan penyidikan," ujarnya, dikutip Antara.

Pihaknya belum bisa memastikan kepada siapa ikan-ikan tersebut akan dijual, namun diduga ada pemasok dan penerimanya dari Bali, bahkan kemungkinan akan diekspor.

Selain mengamankan kapal ikan, lanjut Suarjaya, pihaknya akan memproses enam orang nelayan itu. Mereka akan dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Satwa dan Sumber Daya Alam.

Ikan Napoleon sendiri jika diperjualbelikan bisa mencapai jutaan rupiah per ekor.
Continue reading →

Prajurit TNI di Lebanon Amankan Bom Fosfor

0 komentar
PRAJURIT TNI yang tergabung dalam Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-F/UNIFIL (Indobatt) yang sedang melaksanakan patroli rutin, menerima laporan penemuan dua buah UXO (unexploded ordonance) aktif dari seorang warga Ataibeh, Lebanon Selatan, yang bernama Nahli, pada Jumat (4/5).

Penemuan itu bermula saat Nahli memotong rumput disekitar kebun dekat rumahnya. Mencurigai benda yang ditemukan, Nahli pun memberitahu prajurit TNI yang kebetulan berada tak jauh darinya. Selanjutnya prajurit Indobatt mengamankan UXO tersebut dengan memberikan tanda sesuai prosedur yang berlaku.


Selanjutnya, komandan patroli melalui piket TOC (Tactical Operation Center) meneruskan laporannya kepada Kasiops Indobatt. Kasiops Kapten Inf Risa di dampingi Kasi Intel Kapten Inf Nurudin, Komandan Kompi Dragon Kapten Inf Rizky Kurniawan, Danki Chetha Kapten Mar Achmad Yuliyanto dan Danki Bantuan Kapten Inf S. Herman dengan membawa Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) yang dimiliki Satgas mengecek kebenaran informasi tersebut ke lapangan.

Setelah meyakini temuan tersebut adalah UXO dengan jenis bom fosfor, Kasiops melaporkan kepada Komandan Satgas Indobatt Letkol Inf Suharto Sudarsono untuk ditindaklanjuti. Setelah melaksanakan koordinasi dengan LAF (Lebanese Armed Forces) dan melaporkan penemuan ini ke Sektor Timur UNIFIL, sesuai dengan prosedur, penanganan bom selanjutnya diserahkan kepada LAF.

Pada hari itu juga LAF menurunkan tim jihandak mereka untuk menjinakkan bom tersebut. Bom yang diperkirakan sisa konflik Israel-Lebanon 2006 silam itu kemudian dimusnahkan dengan cara diledakkan di sekitar tempat penemuan.

"Usai pelaksanaan peledakkan, warga yang menemukan bom tersebut mengucapkan terimakasih kepada personel Indobatt. Laporannya segera direspon sehingga dirinya beserta keluarga tidak merasa khawatir lagi apabila pergi berkebun," kata Kapten Inf Risa seperti rilis yang diterima PelitaOnline, di Jakarta, Sabtu (5/5).

Bom fosfor dikenal sebagai WP (white phosphorus) merupakan bom pyrophoric, materialnya bersifat mudah terbakar secara spontan, dan sangat aktif, mudah bereaksi dengan oksigen. Jika mengenai manusia menyebabkan luka bakar yang dalam dan menyakitkan. Luka bakar yang dihasilkan bisa sampai menembus tulang.
Continue reading →

Prajurit TNI di Lebanon Amankan Bom UXO

0 komentar
Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-F/UNIFIL (Indobatt) yang sedang melaksanakan patroli rutin, menerima laporan penemuan dua buah UXO (Unexploded Ordnance) aktif dari seorang warga Ataibeh, Lebanon Selatan, yang bernama Nahli, pada hari Jumat (4/5/2012).
Penemuan tersebut bermula saat Nahli memotong rumput disekitar kebun dekat rumahnya, selanjutnya prajurit Indobatt mengamankan UXO tersebut dengan memberikan tanda sesuai prosedur yang berlaku.
Setelah itu, Komandan patroli melalui piket TOC (Tactical Operation Center) meneruskan laporannya kepada Kasiops Indobatt. Kasiops Kapten Inf Risa didampingi Kasi Intel Kapten Inf Nurudin, Komandan Kompi Dragon Kapten Inf Rizky Kurniawan, Danki Chetha Kapten Mar Achmad Yuliyanto dan Danki Bantuan Kapten Inf S. Herman, dengan membawa tim Jihandak yang dimiliki Satgas mengecek kebenaran informasi itu ke lapangan.
Setelah meyakini temuan tersebut adalah UXO dengan jenis bom Fosfor, selanjutnya Kasiops melaporkan kepada Komandan Satgas Indobatt Letkol Inf Suharto Sudarsono untuk ditindak lanjuti, usai melaksanakan koordinasi dengan LAF (LebaneseArmed Forces) dan melaporkan penemuan ini ke Sektor Timur UNIFIL, sesuai dengan prosedur penanganan bom selanjutnya diserahkan kepada LAF.
Saat itu juga, LAF menurunkan tim jihandak mereka untuk menjinakkan bom tersebut, bom yang diperkirakan sisa-sisa konflik antara Israel dan Lebanon tahun 2006 silam, selanjutnya dimusnahkan dengan cara diledakkan di sekitar tempat penemuan.
Usai pelaksanaan peledakkan, warga yang menemukan bom tersebut mengucapkan terimakasih kepada personel Indobatt, bahwa laporannya segera direspon sehingga dirinya beserta keluarga tidak merasa kawatir lagi apabila pergi berkebun.
Bom fosfor atau yang lebih sering disebut (WP = White Phosphorus) merupakan Bom pyrophoric, materialnya bersifat mudah terbakar secara spontan, dan sangat aktif, mudah bereaksi dengan oksigen. WP jika mengenai manusia menyebakan luka bakar yang dalam dan menyakitkan, luka bakar yang dihasilkan bisa sampai menembus tulang.
TNI Lebanon Amankan bom 2TNI Lebanon amankan bom 3TNI Lebanon Amankan bom 4TNI Lebanon amankan bom 5TNI Lebanon amankan bom 6TNI Lebanon amankan bom 7
Continue reading →

Lindungi Nuklir, Iran Gelar Latihan Militer

0 komentar
Militer Iran menggelar latihan perang selama empat hari di wilayah selatan negara tersebut. Latihan ini mencakup upaya pertahanan serangan udara yang potensial dilakukan ke berbagai instalasi nuklir.

Seperti diberitakan The Telegraph, melansir kantor berita IRNA, latihan digelar mulai Senin waktu setempat mencakup radius 118 ribu km di selatan Iran. Latihan ini diberi nama "Sarollah" atau Balasan Tuhan.

Selama empat hari, militer akan melakukan manuver penyerangan rudal, artileri anti pesawat tempur, radar dan pesawat jet. "Latihan ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi antara militer dan Garda Revolusi dalam melindungi fasilitas yang sensitif, terutama instalasi nuklir," tulis IRNA.

Latihan ini dilakukan setelah datang ancaman dari Israel yang merencanakan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran. Rencana Israel ini ditentang oleh Amerika Serikat dan Menteri Luar Negeri Inggris yang lebih memilih menjatuhkan sanksi dan embargo.

Latihan ini juga digelar bertepatan dengan kedatangan lima delegasi dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ke Teheran. Dalam kunjungannya, IAEA akan mencari tahu, dan memastikan penggunaan nuklir Iran. Dalam pertemuan antara IAEA dan pemerintah Iran, diharapkan akan menghasilkan kesepakatan konkrit.
Continue reading →

ALUTSISTA RI: Menakar Ambisi TNI AL Membeli Frigate Dari Inggris

0 komentar
Rencana pembelian 3 kapal light multi role light frigate ragam class oleh TNI AL dari Inggris senilai US$380 juta sepintas sangat masuk akal.

Harga tersebut jelas lebih murah dibandingkan harga korvet sigma class yang dibeli oleh TNI AL dari galangan kapal Naval Schelde, Vlissingen, Belanda dengan nilai mencapai total US$680 juta untuk empat kapal.

Meski dimensi persenjataan kapal korvet sigma class jelas lebih lengkap dengan 2x4 rudal anti serangan udara Mistral Tetral, meriam Oto Melara 76 mm dek depan dan samping kanan kiri 20 mm, 4 peluncur rudal permukaan Exocet MM40 Block II, 2 seluncur torpedo, komputerisasi persenjataan Thales Tacticos, radar 3 dimensi, radar pelacak Lirod Mk2, Sonar Thales Kinglip aktif pasif, sistem penghindar serangan Thales DR3000, dan Therma SKWS.   


Maklumlah, kapal frigat jenis ragam class ini sebenarnya bekas dan semula dipesan oleh Brunei Darussalam yang  dibangun di galangan kapal BAE Systems Naval Ships, Scotland  pada 2001.

Namun, setelah muncul masalah legal (versi lain menyebutkan terbatasnya jumlah personel Tentera Laut Diraja Brunei untuk mengoperasikan mesin perang ini), negara yang dipimpin oleh Sultan Hassanal Bolkiah tersebut memutuskan batal menggunakan kapal itu dan menjual kembali kapal perang tersebut.

Kapal frigate ragam class merupakan kapal yang memiliki kecepatan maksimal 30 knot yang dilengkapi sensor radar dan avionik buatan Thales, Prancis.

Selain itu, kapal ini dilengkapi dengan satu meriam 76 mm, dua meriam penangkis udara kaliber 30 mm, torpedo, Thales Sensors Cutlass 22, Rudal permukaan ke udara Sea Wolf, rudal Exocet MM40 Block IIyang berjangkauan 180 km, dan hanggar yang mampu menampung satu helikopter anti kapal selam jenisSikorsy S-70 Seahawk.

Kemampuan persenjataan yang sebenarnya standar apalagi dibandingkan sejumlah Kapal Republik Indonesia (KRI) lama seperti Frigate Kelas Van Speijk  yang dilengkapi dengan rudal Yakhont  buatan Rusia.

Maklumlah rudal tersebut sempat membuat gempar kekuatan militer di kawasan Asean setelah TNI AL sukses mengintegrasikan sistem rudal tersebut dengan sejumlah KRI yang dimilikinya dan sukses menggelar uji coba pada April tahun lalu.


Ada sejumlah poin penting yang perlu diperhatikan dalam proses pembelian kapal frigate jenis ragam class.

Pertama, pastikan Inggris tidak melakukan campur tangan dalam penggunaan kapal perang ini. Jangan sampai kejadian penggunan Tank Scorpion dan Panser Alvis Stormer buatan Alvis Vickers, Inggris oleh TNI ketika terjadi konflik di Aceh dipertanyakan dan bahkan dilarang oleh produsennya.

Selain itu, penggunaan pesawat Hawk MK-109 dan Hawk MK-209 buatan British Aerospace System (BAe) juga sempat mendapat hambatan dari Inggris ketika TNI menggelar operasi penumpasan Gerakan Aceh Merdeka.

Pengiriman pesawat Hawk ke Indonesia juga sempat mengalami masalah ketika terjadi konflik di Timtim yang saat itu masih tergabung dengan Indonesia. Kedua, memastikan TNI AL harus memastikan berhak melakukan perubahan terhadap kapal ini termasuk menginstalasi sistem persenjataan baru ke kapal perang tersebut.

Sistem persenjataan rudal yang ada di frigate ragam class didesain untuk jenis Exocet MM40 Block II. Tentu TNI AL berhak untuk misalnya menginstalasi sistem rudal Yakhont yang mempunyai daya ledak yang kuat maupun jangkauan yang lebih jauh.

Ketiga, harus dimaklumi apabila pembelian ini direalisasikan hanya bersifat solusi praktis terhadap keperluan pengadaan kapal tempur milik TNI AL. Sehingga jangan berharap ada proses alih teknologi mengingat barangnya sudah ada.

Artinya, terlepas dari proses pembelian frigate ragam class,  rencana pembuatan korvet nasional tentunya harus segera direalisasikan di PT PAL yang dilakukan melalui jalinan kerja sama dengan perusahaan galangan kapal Naval Schelde, Belanda.

Pembelian frigate ragam class jangan sampai mengganggu perencanaan TNI AL untuk membeli 4 kapal perusak kawal rudal dari PT PAL, 16 kapal cepat rudal jenis Trimaran dari galangan kapal lokal.

Selain itu terdapat rencana pembelian  2 kapal survei, 1 kapal latih pengganti KRI Dewaruci, 2 unit kapal survei hidro oseanografi maupun 12 kapal pendarat tank (landing ship tank).

TNI AL dan Kementerian Pertahanan tentu harus menyiapkan sumber pendanaan untuk pembelian kapal yang di luar rencana ini. Terakhir, pembelian dilakukan secara goverment to goverment dan jangan melibatkan pihak ketiga yang menimbulkan biaya tambahan yang tidak diperlukan. Jales Veva Jaya Mahe. 
Continue reading →

Perkuat Alutsista, TNI AL Beli 6 Pesawat ke PT DI

0 komentar
Komandan Pusat Penerbangan TNI AL, Laksamana Pertama Sugianto, membenarkan bahwa jajarannya melakukan pemesanan 6 unit pesawat kepada PT Dirgantara Indonesia. Pesawat-pesawat itu terdiri atas 3 unit CN 235 dan 3 unit helikopter Bell 412 EP.


Sugianto menjelaskan, pemesanan keenam pesawat tersebut merupakan bagian rencana penambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Menurutnya, sampai 2014, TNI AL menyiapkan sejumlah rencana penambahan dan pemerkuatan alutsista. Namun, yang saat ini terealisasi yaitu baru pada helicopter BELL 412 EP.

Sementara itu, Humas PT Dirgantara Indonesia (DI), Rakhendi Triatna, mengungkapkan, saat ini, pihaknya menerima pemesanan pembuatan pesawat dari berbagai negara. Antara lain, sebutnya, Korea Selatan (Korsel), Thailand, Pakistan, Uni Emirat (UE), Burkina Paso, dan Senegal.


Selain negara-negara itu, lanjutnya, pihaknya pun menerima pemesanan pembuatan pesawat yang diajukan TNI AL. Disebutkan, secara total, jumlah pesawat yang dipesan TNI AL yaitu 6 unit.

"Itu terdiri atas 3 unit CN 235. Kontraknya, yang terjalin sejak 2009, yaitu 80 juta dolar AS. Tiga unit lainnya, yaitu helikopter BELL 412 EP," beber Rakhendi pada sela-sela tes penerimaan BELL 412 EP, yang dilakukan Komandan Pusat Penerbangan TNI AL, Laksamana Pertama Sugianto, di PT DI Bandung, Selasa (17/4/2012).  


Kabarnya, TNI AL pun siap memesan 2 unit CN 235. Jika itu terealisasi, tutur Rakhendi, secara total, TNI AL memesan 5 unit CN 235. Akan tetapi, tukasnya, sejauh ini, perjanjian kontrak mengenai pemesanan 2 unit CN 235 tambahan oleh TNI AL belum terjalin. Kendati begitu, Rakhendi menyatakan, kemungkinan besar, dalam waktu yang tidak lama, pemesanan itu dapat terealisasi.
Continue reading →

Komisi I Tinjau Alutsista Tua Batalyon 631

0 komentar
Komisi I DPR melakukan kunjungan ke Batalyon Infanteri 631/Antang Elang yang berada di bawah Komando Resor (Korem) Militer 102/Panju Panjung, Kalimatan Tengah. Kunjungan ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah, itu bertujuan meninjau alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang sudah berumur.

Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman di Palangkaraya, Senin (30/4/2012), mengatakan, persenjataan Batalyon Infanteri 631 sudah tua. Sudah cukup lama TNI tidak mendapatkan anggaran yang memadai untuk memodernisasi alutsista. Kini, peluang untuk meningkatkan kualitas alutsista semakin terbuka.

"Selama 10 tahun sejak reformasi, TNI mengalah dengan bidang pendidikan, kesehatan, dan kemiskinan dalam bidang anggaran," ujarnya.

Kunjungan Komisi I DPR juga bertujuan memperoleh informasi tentang pertahanan dan kesiapan TNI di Kalteng, khususnya Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura.
Menurut Hayono, pengamatan sejauh ini menunjukkan, Kalteng memiliki potensi konflik sosial, tetapi antisipasi yang dilakukan sangat baik. Keberadaan Badan Intelijen Negara (BIN) dianggap sangat penting untuk mendeteksi kekerasan yang mungkin terjadi secara dini di Kalteng.

"Selain itu, kami juga akan menyerap informasi bidang komunikasi dan informatika melalui pertemuan dengan TVRI dan RRI," katanya.

Continue reading →