Perayaan hari ulang tahun TNI AU ke-66 hari ini menekankan kembali pentingnya penjagaan atas ruang udara di atas wilayah daratan dan perairan Indonesia.
Dalam sambutannya sebagai inspektur upacara, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan pihaknya mengawal kedaulatan negara dan kehormatan bangsa di udara.
"Ini artinya ruang di atas wilayah daratan dan perairan Nusantara yang luasnya hampir 8 juta kilometer persegi merupakan ruang yang harus dijaga dan diamankan," ujar Imam di perayaan yang dipusatkan di Pangkalan Udara Halim, Jakarta Timur, Senin (9/4).
Dalam sambutannya sebagai inspektur upacara, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan pihaknya mengawal kedaulatan negara dan kehormatan bangsa di udara.
"Ini artinya ruang di atas wilayah daratan dan perairan Nusantara yang luasnya hampir 8 juta kilometer persegi merupakan ruang yang harus dijaga dan diamankan," ujar Imam di perayaan yang dipusatkan di Pangkalan Udara Halim, Jakarta Timur, Senin (9/4).
Imam juga mengatakan walaupun ada kertebatasan dukungan dan alat utama sistem pertahanan, TNI AU harus dapat mengelola sumber daya secara maksimal dan penuh disiplin.
"Disadari menjaga kondisi alat utama sistem senjata udara agar tetap operasional bukan masalah yang mudah, karena berkaitan dengan sumber daya manusia, sarana di pangkalan udara, manajemen dan anggaran," ujar Imam.
Menurutnya, membangun kekuatan udara tidak bisa dalam waktu sekejap dan tidak bisa menunggu sampai musuh datang menyerang atau mengeksplorasi potensi yang ada di wilayah udara nasional.
Karena itu, tambah Imam, sebagai negara berdaulat, perlindungan terhadap sumber daya nasional merupakan suatu kewajiban.
KSAU juga mengingatkan upaya untuk mencapai zero accident dalam operasional penerbangan harus diperbaiki dengan peningkatan budaya keselamatan.
Perayaan HUT TNI AU ini dihadiri oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro serta pejabat tinggi di lingkungan TNI dan Kepolisian Republik Indonesia
Pada kesempatan itu, TNI AU memperlihatkan sebagian kekuatannya dengan demonstrasi udara berbagai jenis pesawat tempur, operasi militer udara dan pasukan penerjun payung yang membawa bendera-bendera berbagai kesatuan di TNI AU.
"Disadari menjaga kondisi alat utama sistem senjata udara agar tetap operasional bukan masalah yang mudah, karena berkaitan dengan sumber daya manusia, sarana di pangkalan udara, manajemen dan anggaran," ujar Imam.
Menurutnya, membangun kekuatan udara tidak bisa dalam waktu sekejap dan tidak bisa menunggu sampai musuh datang menyerang atau mengeksplorasi potensi yang ada di wilayah udara nasional.
Karena itu, tambah Imam, sebagai negara berdaulat, perlindungan terhadap sumber daya nasional merupakan suatu kewajiban.
KSAU juga mengingatkan upaya untuk mencapai zero accident dalam operasional penerbangan harus diperbaiki dengan peningkatan budaya keselamatan.
Perayaan HUT TNI AU ini dihadiri oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro serta pejabat tinggi di lingkungan TNI dan Kepolisian Republik Indonesia
Pada kesempatan itu, TNI AU memperlihatkan sebagian kekuatannya dengan demonstrasi udara berbagai jenis pesawat tempur, operasi militer udara dan pasukan penerjun payung yang membawa bendera-bendera berbagai kesatuan di TNI AU.