Perdana Menteri Inggris, David Cameron, siang ini dijadwalkan tiba di Jakarta dalam rangka tur kerja di beberapa negara Asia. Selain menggenjot perdagangan dan isu-isu bilateral lain, Cameron juga berkepentingan mendongkrak penjualan alat utama sistem senjata buatan Inggris di Indonesia.
Menurut media massa Inggris, Cameron pun membawa serta para pengusaha ke Jakarta, beberapa di antara mereka adalah produsen alat-alat pertahanan. Kunjungan mereka ke Indonesia berlangsung hingga Kamis, 12 April 2012.
Menurut media massa Inggris, Cameron pun membawa serta para pengusaha ke Jakarta, beberapa di antara mereka adalah produsen alat-alat pertahanan. Kunjungan mereka ke Indonesia berlangsung hingga Kamis, 12 April 2012.
"Inggris membuat perlengkapan pertahanan terbaik di dunia dan kini saat yang tepat untuk ditawarkan ke Indonesia, dengan kriteria yang sama dengan yang kami terapkan kepada semua mitra di penjuru dunia," kata Cameron dalam pernyataan pra kunjungannya ke Jakarta kepada media massa Indonesia, yang juga dikutip harian The Guardian.
"Itulah sebabnya perwakilan beberapa perusahaan pertahanan terkemuka turut bersama saya pada kunjungan ini," kata Cameron. Dia tidak merinci lebih lanjut apa saja produk pertahanan Inggris yang akan ditawarkan ke Indonesia.
Namun, sejumlah kabar tahun lalu mengungkapkan bahwa Inggris terlibat dalam negosiasi dengan Indonesia soal jual-beli 24 unit pesawat tempur Eurofighter Typhoon. Nilai jualnya bisa mencapai 2 miliar pound sterling (sekitar Rp29 triliun). Kalangan pejabat Inggris menolak membenarkan kabar itu selain menyatakan bahwa mereka tertarik menjajaki kerjasama proyek produk pertahanan dengan Indonesia.
Kunjungan Cameron, yang juga pemimpin Partai Konservatif, ke Jakarta ini tampaknya ingin memulihkan kerjasama jual-beli peralatan pertahanan antara Inggris dan Indonesia, yang sempat renggang sekitar 13 tahun silam.
Inggris, yang saat itu di bawah pemerintahan Partai Buruh, pada 1999 menghentikan penjualan jet tempur ke Indonesia setelah muncul kabar bahwa Jakarta mengerahkan pesawat Hawk buatan BAE untuk mengebom warga sipil di Timor Timur. Di tahun yang sama, Indonesia harus melepas kedaulatannya atas Timor Timur, yang menjadi negara merdeka bernama Timor Leste pada 2002.
Kini, menurut Cameron, pemerintah Inggris yakin bahwa Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi yang penting dengan memiliki umat Muslim terbanyak di dunia. "Militer tidak lagi memainkan peran di politik, namun berfungsi penuh dalam mempertahankan negara dari serangan pihak luar," kata Cameron.
Ini merupakan kali kedua kunjungan PM Inggris ke Indonesia dalam kurun enam tahun. Kunjungan sebelumnya dilakoni oleh Perdana Menteri Tony Blair pada 2006 di Jakarta.
"Itulah sebabnya perwakilan beberapa perusahaan pertahanan terkemuka turut bersama saya pada kunjungan ini," kata Cameron. Dia tidak merinci lebih lanjut apa saja produk pertahanan Inggris yang akan ditawarkan ke Indonesia.
Namun, sejumlah kabar tahun lalu mengungkapkan bahwa Inggris terlibat dalam negosiasi dengan Indonesia soal jual-beli 24 unit pesawat tempur Eurofighter Typhoon. Nilai jualnya bisa mencapai 2 miliar pound sterling (sekitar Rp29 triliun). Kalangan pejabat Inggris menolak membenarkan kabar itu selain menyatakan bahwa mereka tertarik menjajaki kerjasama proyek produk pertahanan dengan Indonesia.
Kunjungan Cameron, yang juga pemimpin Partai Konservatif, ke Jakarta ini tampaknya ingin memulihkan kerjasama jual-beli peralatan pertahanan antara Inggris dan Indonesia, yang sempat renggang sekitar 13 tahun silam.
Inggris, yang saat itu di bawah pemerintahan Partai Buruh, pada 1999 menghentikan penjualan jet tempur ke Indonesia setelah muncul kabar bahwa Jakarta mengerahkan pesawat Hawk buatan BAE untuk mengebom warga sipil di Timor Timur. Di tahun yang sama, Indonesia harus melepas kedaulatannya atas Timor Timur, yang menjadi negara merdeka bernama Timor Leste pada 2002.
Kini, menurut Cameron, pemerintah Inggris yakin bahwa Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi yang penting dengan memiliki umat Muslim terbanyak di dunia. "Militer tidak lagi memainkan peran di politik, namun berfungsi penuh dalam mempertahankan negara dari serangan pihak luar," kata Cameron.
Ini merupakan kali kedua kunjungan PM Inggris ke Indonesia dalam kurun enam tahun. Kunjungan sebelumnya dilakoni oleh Perdana Menteri Tony Blair pada 2006 di Jakarta.