PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Persero akan memasok enam helikopter penyelamat tempur (combat search and rescue) CE725 untuk TNI AU, pada 2014, berdasarkan kontrak kerja sama dengan Eurocopter.
Kontrak tersebut ditandatangani, Jumat (6/4), antara Eurocopter dengan PT DI, saat kunjungan Olivier Lambert, Wakil Presiden Senior Eurocopter bidang Penjualan dan Hubungan Pelanggan dan Dirut Sales and Customer Relations ke PTDI. Demikian informasi yang disampaikan Humas PTDI, Senin (9/4).
"Kontrak untuk EC725 ini akan mendorong memasuki era baru kerja sama dengan Eurocopter dan meningkatkan kemampuan perusahaan kami pada jajaran terkemuka teknologi pesawat terbang-rotor," kata Direktur Utama Budi Santoso, saat penandatanganan.
Budi Santoso menambahkan, sejak 2008, PT DI telah terlibar dalam pembuatan bagian ekor EC225 dan EC725 serta pengembangan dan pembuatan produksi bagian-bagian badan pesawat tersebut di Bandung. "Oleh karena itu, kami punya pengalaman baik dengan helikopter-helikopter ini," katanya.
Proyek pengadaan enam helikopter jenis multi-tugas tempur seberat 11 ton itu ditandatangani antara Kementerian Pertahanan RI dengan PT DI pada 12 Maret 2012. TNI AU pada 2011 menjatuhkan pilihannya pada EC725 untuk memenuhi armada helikopter berkemampuan penyelamat tempur.
Helikopter EC725 bermesin ganda itu merupakan salah satu dari keluarga Super Puma rancangan Eurcopter. PTDI sejak awal 1990-an telah memproduksi helikopter-helikopter SA330 Puma dan AS332 Super Puma di Bandung untuk TNI AU.
Informasi teknis Eurocopter menyebutkan helikopter-helikopter EC725 dan EC225 (jenis sipilnya) merupakan keluarga pesawat terbang bersayap rotor (rotary wing) dengan kemampuan kinerja navigasi dan misi tinggi, termasuk fitur otopilot digital empat-sumbu.
Meski termasuk kelas helikopter berat dengan kabin besar dan kemampuan angkut 25 orang, namun EC725 memiliki kemampuan manuver terbang sangat baik sehingga bisa pula digunakan untuk transportasi personel taktis.
PT DI telah memproduksi 340 pesawat terbang berbagai jenis, sayap tetap maupun sayap rotor, untuk 49 operator militer dan sipil di berbagai negara. Selain membuat secara penuh, PT DI juga mengerjakan pembuatan bagian-bagian penting pesawat terbang, termasuk bagian-bagian sayap A380, pesawat terbesar dunia.