Presiden Turki Abdullah Gul mengatakan, sistem pertahanan misil North Atlantic Treaty Organization (NATO) yang ada di Turki tidak dirancang untuk melindungi Israel.
"Seluruh pernyataan yang mengatakan bahwa sistem pertahanan misil Eropa di Turki dirancang untuk melindungi Israel adalah propaganda hitam yang dibuat-buat oleh Israel itu sendiri," ujar Gul, seperti dikutip Trend, Kamis (15/3/2012).
Gul pun menegaskan, Israel bukanlah anggota dari NATO, oleh karena itu, tidak mungkin NATO melindungi Israel meski NATO menempatkan sistem pertahanan misil di wilayah Turki. Gul juga menjelaskan bahwa misil-misil NATO di negaranya tidak digunakan untuk menyerang Iran.
"Seluruh pernyataan yang mengatakan bahwa sistem pertahanan misil Eropa di Turki dirancang untuk melindungi Israel adalah propaganda hitam yang dibuat-buat oleh Israel itu sendiri," ujar Gul, seperti dikutip Trend, Kamis (15/3/2012).
Gul pun menegaskan, Israel bukanlah anggota dari NATO, oleh karena itu, tidak mungkin NATO melindungi Israel meski NATO menempatkan sistem pertahanan misil di wilayah Turki. Gul juga menjelaskan bahwa misil-misil NATO di negaranya tidak digunakan untuk menyerang Iran.
Keputusan mengenai penempatan sistem pertahanan misil NATO di Turki dicetuskan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO di Lisbon pada 2011 lalu, Turki pun sangat mendukung langkah ini. Sementara itu, penempatan radar NATO di basis militer Kurecik, Turki ditandatangani oleh Deputi Menteri Luar Negeri Turki Feridun Sinirlioglu dan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Turki, di Ankara pada September 2011.
Meski Turki sudah menjelaskan bahwa misilnya tidak ditujukan ke Iran, Sekretaris Jendral NATO Anders Fogh Rasmussen justru mengutarakan pernyataan yang berbeda. Rasmussen jelas-jelas mengatakan, misil-misil itu memang dirancang untuk mewaspadai serangan dari Iran dan bahkan Korea Utara (Korut).
Iran pun cukup kecewa dengan sikap Turki terkait penempatan senjata anti misil itu. Iran sempat mengatakan bahwa misil-misil itu tak lain adalah mata dari Israel.