Pemerintah tidak hanya mendatangkan Main Battle Tank Leopard dari Belanda. Rencananya, Kementerian Pertahanan akan memboyong Leopard Jerman tipe 2A4 yang telah diupgrade menjadi 2A5 langsung dari produsennya Jerman. Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo berkesempatan mengunjungi Batalyon Tank 93 di Kota Munster, Jerman, pada Senin (28/2) yang lalu.
Pemerintah melihat MBT Leopard ini memiliki banyak kelebihan. Penguatan alutsista ini sebagian dibeli dari Belanda, untuk tipe 2A6, yang berencana akan mengurangi kekuatan tempur tank-nya. Namun demikian, Kementerian Pertahanan tidak hanya bertumpu pada satu negara, melainkan juga menjajaki banyak sumber pembelian lainnya.
Kasad Jenderal Pramono mengucapkan rasa syukur yang tidak terhingga karena telah berkesempatan menjajal tank Leopard di Jerman. Bersama rombongan, Wamen dan Kasad melihat secara detail produksi tank tempur ini, mulai dari simulator hingga melewati medan khusus yang telah disediakan. Penjajakan ini penting karena TNI tidak ingin membeli alutsista secara sembarangan.
Kasad menjelaskan pihaknya menginginkan alutsista yang baru. Dengan alutsista yang lama, tentu TNI akan mengalami kesulitan dalam menjaga teritorial Republik Indonesia yang begitu luas. Menurut rencana, TNI tidak hanya membeli MBT, tapi juga senjata ringan. Prajurit-prajurit TNI pun diharapkan terbiasa menggunakan alat-alat tempur buatan Jerman.
Dengan membeli langsung ke Jerman, jelas ada keuntungan tersendiri bagi TNI. Kasad mengungkapkan, pihaknya tidak ingin tergantung pada Belanda. Menurutnya, jika deadline yang telah disepakati, yakni April 2012, Negeri Kincir Angin itu tidak juga menjual MBT Leopard, maka TNI akan beralih ke Jerman. Pengalokasian dana yang sudah ditetapkan bagi alutsista TNI tentunya harus dioptimalkan semaksimal mungkin. Kasad Jenderal Pramono tidak ingin pihaknya membeli alutsista yang tidak lengkap, sehingga merugikan bangsa dan negara.