Jakarta: Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Iskandar Muda selesai menjalankan misinya sebagai bagian dari Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-C Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan. Kapal telah bertolak ke Tanah Air, dan singgah di Pelabuhan Port Said, Mesir, Selasa (3/4) waktu setempat.
Kepala Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Kairo Iwan Wijaya Mulyatno mengatakan, kedatangan KRI yang dikapteni Letkol Laut (P) Agus Hariadi disambut hangat Duta Besar RI untuk Kairo, Nurfaizi Suwandi. Kepada Nurfaizi, Agus melaporkan soal pelaksanaan tugas utama pasukan Indonesia di daerah perairan Beirut, selama tujuh bulan.
Dijelaskan Agus, Satgas yang diperkuat 100 prajurit TNI AL itu bertugas membantu Angkatan Laut Pemerintah Lebanon dalam menegakkan kedaulatan negara secara mandiri. Pasukan juga mengamankan garis pantai, mencegah masuknya senjata, dan material lain secara ilegal ke Lebanon. KRI bekerja sama dengan kapal-kapal perang Turki, Brasil, dan Jerman.
Iwan menambahkan, pada kesempatan itu juga, Dubes RI menyatakan bangga dan mengapresiasi setinggi-tingginya atas peran KRI beserta Kapten dan kru dalam melaksanakan amanat pembukaan UUD 1945, yakni turut serta menjaga perdamaian dunia. Dalam hal ini, menjaga medan konflik internasional di Lebanon, di bawah naungan bendera PBB.
KRI Sultan Iskandar Muda merupakan salah satu kapal terbaru milik TNI AL, berjenis korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen Belanda.
Di jajaran Alutsista TNI AL, KRI Sultan Iskandar Muda-367 masuk dalam jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkorarmatim), dengan berat 1.700 ton, panjang 90,71 m. lebar 13,2 m, kecepatan 28 knots dengan tenaga penggerak Diesel STC MAN. Kapal dilengkapi torpedo 3A244S dengan dua peluncur, meriam, peluru kendali, dan persenjataan elektronik.
"Dalam pelayarannya menuju Indonesia, KRI Sultan Iskandar Mudar selain singgah di Port Said Mesir, juga bersandar di pelabuhan Jeddah, Saudi Arabia; Salalah, Oman; dan Colombo, Srilanka, yang semua perjalanan itu akan ditempuh dalam waktu 33 hari. Diperkirakan pertengahan Mei tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya," jelas Iwan.(