Kontingen Garuda TNI bersama beberapa negara yang bertugas di negara konflik Lebanon sebagai Pasukan Perdamaian PBB (Peacekeers) yang tergabung dalam misi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), melakukan latihan menembak bersama dengan Lebanese Armed Forces (LAF) pada 14-15 Februari 2012. Dalam latihan bersama tersebut, Kontingen Garuda TNI diwakili oleh Satgas Indonesia Force Protection Company (Indo FPC) XXVI-D2.
Latihan menembak bersama antara UNIFIL dengan Militer Lebanon/LAF dengan sandi "Neptune Thunder I-12" dilaksanakan tidak jauh dari perbatasan Lebanon-Israel, tepatnya di UNP 3-1 Coral Beach Naqoura. Persenjataan yang digunakan dalam latihan tersebut mengutamakan penggunaan Ranpur (Kendaraan Tempur) yang dimiliki oleh negara-negara yang tergabung dalam misi UNIFIL, seperti yang digunakan oleh Pasukan Irlandia dengan Mortar Automatic 120 mm dan Granade Launcher 40 mm.
Satgas Indo FPC menggunakan Ranpur VAB (Vehicule de l'Avant Blinde) yang merupakan kendaraan lapis baja dengan kemampuan senjata SMB Browning kaliber 12,7 mm. Target tembakan dalam latihan tersebut diletakkan terapung di lepas pantai yang disimulasikan sebagai kapal laut.
Keikutsertaan Satgas Indo FPC XXVI-D2 dalam latihan "Neptune Thunder I-12" ini diwakili oleh 15 prajurit di bawah pimpinan Kapten Kav I Nyoman Artawan. Dalam kesempatan ini hadir Komandan Kontingen Garuda TNI Kolonel Adm Darmawan Bakti, yang juga menjabat sebagai Komandan Satgas FHQSU XXVI-D1, dan Komandan Satgas Indo FPC Kapten Inf Wimoko, didampingi Pasiops Satgas Indo FPC Kapten Psk Firasat Amansyah.
Sebuah kehormatan bahwa Project Officer dalam latihan Neptune Thunder berasal dari Prajurit TNI yaitu Kapten Inf Fanny Pantouw, yang sehari-hari menjabat sebagai Staff Officer J-7 UNIFIL. Prajurit TNI yang mengikuti latihan ini dapat melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik.
"Latihan Neptune Thunder I-12 kali ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan keahlian di bidang pertahanan dan pengetahuan bersama antara pasukan yang tergabung dalam misi UNIFIL. Untuk masa yang akan datang pasukan Garuda TNI merencanakan menggunakan Kendaraan Tempur buatan dalam negeri ANOA, agar dapat memperkenalkan produk persenjataan militer yang dibuat oleh Indonesia ke dunia Internasional," demikian yang dikatakan Kolonel Adm Darmawan Bakti.
Latihan menembak bersama antara UNIFIL dengan Militer Lebanon/LAF dengan sandi "Neptune Thunder I-12" dilaksanakan tidak jauh dari perbatasan Lebanon-Israel, tepatnya di UNP 3-1 Coral Beach Naqoura. Persenjataan yang digunakan dalam latihan tersebut mengutamakan penggunaan Ranpur (Kendaraan Tempur) yang dimiliki oleh negara-negara yang tergabung dalam misi UNIFIL, seperti yang digunakan oleh Pasukan Irlandia dengan Mortar Automatic 120 mm dan Granade Launcher 40 mm.
Satgas Indo FPC menggunakan Ranpur VAB (Vehicule de l'Avant Blinde) yang merupakan kendaraan lapis baja dengan kemampuan senjata SMB Browning kaliber 12,7 mm. Target tembakan dalam latihan tersebut diletakkan terapung di lepas pantai yang disimulasikan sebagai kapal laut.
Keikutsertaan Satgas Indo FPC XXVI-D2 dalam latihan "Neptune Thunder I-12" ini diwakili oleh 15 prajurit di bawah pimpinan Kapten Kav I Nyoman Artawan. Dalam kesempatan ini hadir Komandan Kontingen Garuda TNI Kolonel Adm Darmawan Bakti, yang juga menjabat sebagai Komandan Satgas FHQSU XXVI-D1, dan Komandan Satgas Indo FPC Kapten Inf Wimoko, didampingi Pasiops Satgas Indo FPC Kapten Psk Firasat Amansyah.
Sebuah kehormatan bahwa Project Officer dalam latihan Neptune Thunder berasal dari Prajurit TNI yaitu Kapten Inf Fanny Pantouw, yang sehari-hari menjabat sebagai Staff Officer J-7 UNIFIL. Prajurit TNI yang mengikuti latihan ini dapat melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik.
"Latihan Neptune Thunder I-12 kali ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan keahlian di bidang pertahanan dan pengetahuan bersama antara pasukan yang tergabung dalam misi UNIFIL. Untuk masa yang akan datang pasukan Garuda TNI merencanakan menggunakan Kendaraan Tempur buatan dalam negeri ANOA, agar dapat memperkenalkan produk persenjataan militer yang dibuat oleh Indonesia ke dunia Internasional," demikian yang dikatakan Kolonel Adm Darmawan Bakti.