SUASANA siang di sekitar Balai Sidang Universitas Indonesia, di Depok beberapa hari yang lalu sangat berbeda dari hari-hari biasanya. Beberapa kendaraan dinas yang sebagian di antaranya ber-“lipstick” merah diparkir. Beberapa personel berseragam PDL Loreng “Darah Mengalir” lengkap dengan Baret Merahnya, hilir-mudik di tempat itu.
Kendaraan-kendaraan di-nas dan personel itu dari Komando Pasukan Khu-sus atau Kopassus TNI Angkatan Darat. Siang itu, Kopas-sus menggelar kegiatan sosialisasi “Ekspedisi Khatulistiwa 2012”. So-sialisasi yang dihadiri Rektor Uni-versitas Indonesia Prof Dr der Soz Gumilar Rusliwa Somantri disam-paikan langsung oleh Komandan Jenderal Kopassus Mayor Jender-al TNI Wisnu Bawatenaya.
Sekitar 100-an mahasiswa dan mahasiswi, serta dosen hampir memenuhi bangku-bangku di Ba-lai Sidang. Pada acara sosialisasi yang juga dihadiri sejumlah personel Kopassus di antaranya Kabag Ops Letkol Iwan Setiawan dan Kapen Kopassus Letkol Inf Shobry, Danjen Kopassus yang juga Komandan “Ekspedisi Khatu-listiwa 2012” mempresentasikan ren-cana ekspedisi itu secara detil.
Selain menyampaikan presenta-si, ia mengajak seluruh komponen Bangsa Indonesia dan elemen ma-hasiswa di Indonesia untuk mem-bangun Negara dan Bangsa Indo-nesia agar maju dan masyarakat-nya sejahtera. “Mari kita datangi Pulau Kalimantan, kita teliti, kita lakukan riset, kita analisa, kita kaji, dan kita kelola bersama,” ajak jen-deral bintang dua lulusan Akabri tahun 1981 itu. Di hadapan mahasiswa dari ber-bagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi; Danjen Kopassus juga mengajak para mahasiswa membu-ka pikiran dan wawasan guna men-genal Indonesia yang kaya raya den-gan pulau, sungai, hutan, rawa, gu-nung, dan pantai. Selain memerhatikan dan men-gelola kekayaan sumber daya alam, keberadaan masyarakat juga harus diperhatikan kehidupannya.
“Kalau tidak kita perhatikan dan kita ban-gun, masyarakat akan melirik neg-ara tetangga,” ujar Perwira Tinggi yang pernah bertugas cukup lama di Kalimantan. Demikian pula di bidang pendi-dikan di daerah perbatasan di Ka-limantan juga harus memeroleh perhatian, agar kualitasnya seta-ra dengan pendidikan di kota-kota lain di Indonesia.
Sebelumnya, Rektor UI me-nyatakan rasa penyesalannya kare-na terlalu cepat lahir. ”Kalau saya masih mahasiswa, saya ikut Ekspe-disi Khatulistiwa ini,” katanya yang disambut tepuk tangan meriah. Selain melakukan sosialisasi ke-pada mahasiswa dan mahasiswi se-Jabodetabek di UI, Danjen Ko-passus juga melakukan sosialisasi mengenai “Ekspedisi Khatulistiwa 2012” di Bandung, yaitu di Uni-versitas Padjadjaran, dan menu-rut rencana akan melakukan so-sialisasi kepada mahasiswa-maha-siswi di Bogor.
***
INDONESIA adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis Khatulistiwa dan berada di posisi silang dunia yaitu di antara Benua Asia dan Australia serta dua Samu-dera yaitu Samudera Indonesia dan Pasifik. Beberapa bagian wilayah daratnya berbatasan langsung den-gan negara lain, di antaranya Ma-laysia di Pulau Kalimantan. Pulau Kalimantan merupak-an pulau terbesar ketiga di du-nia dengan luas wilayah kurang-lebih 549.033 Ha dengan kand-ungan kekayaan alam dan miner-al yang melimpah. Kekayaan alam itu sangat membutuhkan penanga-nan yang lebih optimal agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa dan negara.
Wilayah darat Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan Malaysia (Serawak dan Sabah) sepanjang kurang-lebih 2.004 Km dengan Pos Pamtas se-banyak 60 pos. Sedangkan wilayah laut berbatasan dengan Kecamatan Nunukan dan Kecamatan Sebatik, serta di sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Paloh dan Kabupaten Sambas. “Berbagai kelestarian alam yang majemuk di Pulau Kalimantan, ter-dapat banyak hutan yang belum terjamah, kekayaan alam serta bu-daya yang belum tergali di pedala-man sebagai potensi nasional yang perlu kita lestarikan,” kata Danjen Kopassus. Di awal tahun 2011, TNI AD telah berhasil melaksanakan “Eks-pedisi Bukit Barisan 2011”.
Den-gan segala upaya, tenaga, dan piki-ran bersama-sama dengan selu-ruh elemen masyarakat ekspedisi itu diselenggarakan sekaligus un-tuk menyatukan kembali kekua-tan atau potensi di dalam ma-syarakat yang saat ini berpotensi rasa nasionalismenya menurun. Dengan adanya respon positif dari berbagai kalangan masyarakat ter-hadap kegiatan “Ekspedisi Bukit Barisan 2011”, akhirnya Pimpinan TNI AD berusaha untuk melanjut-kan kegiatan tersebut dengan for-mat yang berbeda ke wilayah lain di Indonesia yaitu ekspedisi di Pu-lau Kalimantan dengan titik berat di sepanjang perbatasan Kaliman-tan Barat dan Kalimantan Timur dengan nama “Ekspedisi Khatu-listiwa 2012”.
Ekspedisi itu tema kegiatannya adalah “Peduli dan Lestarikan Alam Indonesia” dengan tujuan pertama, memelihara dan meningkatkan ke-mampuan prajurit agar memiliki naluri tempur di perbatasan, gu-nung, dan pegunungan serta med-an Ralasuntai atau rawa, laut, sun-gai, dan pantai. Kedua, membang-kitkan kesadaran teritorial sehingga dikelola menjadi keunggulan terito-rial. Ketiga, mendata serta meneli-ti segala potensi di perbatasan gu-nung dan pegunungan serta med-an Ralasuntai di pedalaman Ka-limantan bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya sebagai sumbangsih TNI AD kepada pemer-intah. Keempat, memberikan kete-ladanan kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan melalui Program Green, Clean, dan Healthy.
***
SELAIN tujuan itu, kegiatan “Ekspedisi Khatulistiwa 2012” yang akan diikuti oleh sekitar 1.340 orang itu juga memiliki sasaran yaitu terpeliharanya naluri tempur prajurit di perbatasan, hutan, gu-nung, dan pegunungan serta med-an Ralasuntai; dikuasainya medan di perbatasan dan pedalaman Ka-limantan; terwujudnya jiwa persat-uan dan kesatuan antara TNI, Pol-ri, dan seluruh komponen bangsa; terdatanya patok perbatasan, keru-sakan hutan, segala potensi ben-cana dan geologi, flora dan fauna khususnya penyelamatan orang utan dan sosial budaya di per-batasan Kalimantan; terwujudnya rasa cinta Tanah Air dan terpeli-haranya persahabatan dunia den-gan terpeliharanya kelestarian alam di perbatasan dan pedalaman Kalimantan.
Materi kegiatan, kata Mayor Jenderal TNI Wisnu Bawatenaya; berupa penjelajahan perbatasan Indonesia dan Malaysia, gunung, hutan, serta sungai, dan pan-tai; pendataan dan penelitian meliputi pendataan dan peneli-tian kerusakan hutan; pendata-an dan penelitian bidang geolo-gi serta sumber daya alam, dan mineral; pendataan dan penelitian di bidang kekayaan flora dan fau-na; pendataan dan penelitian sos-ial budaya masyarakat setempat; pendataan perbatasan, pendata-an potensi bencana, dan komu-nikasi sosial dengan cara meny-osialisasikan pelaksanaan ekspe-disi kepada masyarakat, melak sanakan kegiatan bakti sosial untuk membantu masyarakat di daerah perbatasan dan pedala-man Kalimantan, membangkit-kan wawasan kebangsaan, mem-bangkitkan kesadaran tentang pentingnya fungsi teritorial, men-yosialisasikan pentingnya menja-ga kelestarian alam termasuk hu-tan kepada masyarakat, menga-dakan ceramah dan penyuluhan yang terkait pelestarian alam dan pentingnya bagi manusia secara global.
“Mengajak komponen masyara-kat lainnya untuk berperan ser-ta mengikuti kegiatan pelestarian alam, mengoordinir seluruh ele-men masyarakat untuk sama-sa-ma mengadakan reboisasi atau penghijauan, dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam men-jaga kekayaan alam,” jelas Danjen Kopassus.