Kerjasama bidang pertahanan dan militer antara Jerman dan Indonesia memasuki babak baru dengan ditandanganinya MoU Pertahanan dan Militer di Kementrian Pertahanan, Berlin (27/2). Poin utama dalam kerjasama ini peningkatan kualitas profesionalisme internasional, penanganan terorisme dan modernisasi peralatan militer TNI
Ruediger Wolf, State Secretary Kementerian Pertahanan Jerman yang menandatangai perjanjian tersebut mengatakan, “Langkah penandatanganan MoU yang baru saja dilakukan untuk kerja sama di masa mendatang dengan militer Indonesia merupakan langkah yang sangat sangat penting. Saya ingin segera melihat rekan rekan saya dari Indonesia ini untuk lebih meningkatkan kerjasama antara Indonesia dan Jerman “.
Perjanjian yang tertuang dalam MoU ini akan dirinci dalam sebuah perteman konsultasi bilateral di Jakarta pada bulan Juni 2012.
Lingkup dan kerjasama ini adalah hal yang berkaitan dengan kebijakan operasional, pertahanan, latihan dan pendidikan, pertukaran pejabat, sampai pertukaran prajurit. Kerjasama ini juga mengharapkan kerjasama dalam pelatihan operasi perdamaian internasional, operasi kemanusiaan, logistik militer. Indonesia juga ingin mendalami bidang kedokteran militeryang nantinya mengarah pada bidang psikologi militer.
Delegasi Indonesia diwakili oleh Wamenhan, KASAD, Dirjen Strahan, Asops KASAD, Aster KASAD, dan para pejabat dari Kemhan dan Mabes TNI AD dengan didampingi Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) RI, Diah W.M. Rubianto dan Atase Pertahanan, Kol (Pnb) Fachri Adamy.
Dalam kesempatan tersebut, Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin juga menggarisbawahi keinginan Indonesia dalam peningkatan job training antara satuan satuan Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan udara dalam rangka pertukaran pengalaman profesionalisme militer Jerman dan Indonesia.
Pihak Jerman menanggapi niat ini dengan „Mitra kami mengundang pasukan kusus Angkatan Darat Indonesia untuk mengadakan interaksi dengan pasukan khusus Angaktan Darat Jerman dalam rangka peningkatan kualitas profesionalisme internasional. Mereka juga mendukung modernisasi peralatan militer TNI dan sudah sangat memahami bahwa era modernisasi didasarkan untuk pertimbangan logis“
Kerjasama Indonesia dan Jerman dalam bidang militer dan pertahanan memiliki latar belakang panjang. Misalnya pembentukan Datasemen 81 (Den 81) Kopassandha dengaan komandan pertama Mayor. Inf. Luhut Panjaitan dan wakil Kapten Inf. Prabowo Subianto pada 1982. Kedua perwira ini sempat dikirim mengikuti pelatihan dengan GSG-9 (Grenzschutzgruppe-9) di Jerman untuk mendalami penganggulangan terrorisme. Pasukan khusus ini lahir lahir dalam mengantisipasi maraknya tindak pembajakan pesawat pada era 1970/80-an.
Dalam pembicaraan bilateral sebelum penandatanganan perjanjian tersebut, kedua pihak membicarakan sejumlah agenda dalam peningkatan kerjasama pertahanan dan militer. Salah satunya pembelian sejumlah peralatan militer buatan Jerman yang saat ini masih tersangkut masalah export licence. Pihak Jerman berjanji untuk segera menuntaskan masalah tersebut. Sjafrie Sjamsoeddin menekankan, “Prinsipnya Kementrian Pertahanan (Jerman) mendukung dan akan dilakukan proses penyelesaian adminisatrasi dalam waktu yang tidak terlalu lama agar proses pembelian peralatan modern kita itu bisa segera tuntas dan dikirim ke tanah air”.
Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan KASAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo beserta rombongan berkesempatan pula mengadakan tatap muka dan diskusi dengan para pejabat KBRI Berlin, mahasiswa serta masyarakat Indonesia di Berlin dan sekitarnya.
Di Jerman, rombongan Kementarian Pertahanan RI dijadwalkan mengunjungi sebuah batalyon tank di kota Munster lalu melanjutakan perjalanan ke Paris, guna menandatangai sebuah perjanjian kerjasama dengan kementrian pertahanan Perancis.