PEJABAT Amerika Serikat (AS), yang tak disebutkan namanya, menyatakan pemerintahan Presiden Barack Obama tengah merakit pangkalan rahasia bagi pesawat tanpa awak di kawasan Tanduk Afrika dan Semenanjung Arab. Pangkalan itu ditujukan bagi operasi kontra-terorisme memburu afiliasi Al-Qaeda di Somalia dan Yaman, demikian dilaporkan Washington Post, Rabu (21/9).
Salah satu instalasi sedang didirikan di Ethiopia, sekutu AS dalam perang melawan al-Shabab, kelompok militan Somalia yang menguasai sebagian negara itu. Pangkalan lainnya ada di Seychelles, negara kepulauan di Samudera Hindia. Dari sana, armada kecil dari pesawat tanpa awak “pemburu-pembunuh” mulai kembali beroperasi bulan ini. Sebelumnya, sebuah misi eksperimental menunjukkan bahwa pesawat tanpa awak bisa melakukan patroli wilayah Somalia dari sana secara efektif.
Militer AS juga telah menerbangkan pesawat tak berawak di atas wilayah Somalia dan Yaman dari pangkalan di Djibouti, negara kecil Afrika di persimpangan Laut Merah dan Teluk Aden. Selain itu, CIA sedang membangun sebuah pangkalan udara rahasia di Semenanjung Arab, sehingga dapat menyebarkan pesawat tak berawak di atas Yaman.
Ekspansi yang cepat dari perang pesawat tak berawak merefleksi kecemasan AS terhadap kegiatan afiliasi Al-Qaeda di Yaman dan Somalia, meskipun inti kepemimpinan Al-Qaeda di Pakistan telah dilemahkan oleh operasi kontra-terorisme AS.
Pemerintah AS sejauh ini telah menggunakan pesawat tak berawak untuk melakukan serangan mematikan di sedikitnya enam negara, Afghanistan, Irak, Libya, Pakistan, Somalia, dan Yaman. Negosiasi pendirian pangkalan udara di Republik Seychelles menggambarkan upaya AS untuk memperluas cakupan wilayah pesawat tak berawak miliknya.
Salah satu instalasi sedang didirikan di Ethiopia, sekutu AS dalam perang melawan al-Shabab, kelompok militan Somalia yang menguasai sebagian negara itu. Pangkalan lainnya ada di Seychelles, negara kepulauan di Samudera Hindia. Dari sana, armada kecil dari pesawat tanpa awak “pemburu-pembunuh” mulai kembali beroperasi bulan ini. Sebelumnya, sebuah misi eksperimental menunjukkan bahwa pesawat tanpa awak bisa melakukan patroli wilayah Somalia dari sana secara efektif.
Militer AS juga telah menerbangkan pesawat tak berawak di atas wilayah Somalia dan Yaman dari pangkalan di Djibouti, negara kecil Afrika di persimpangan Laut Merah dan Teluk Aden. Selain itu, CIA sedang membangun sebuah pangkalan udara rahasia di Semenanjung Arab, sehingga dapat menyebarkan pesawat tak berawak di atas Yaman.
Ekspansi yang cepat dari perang pesawat tak berawak merefleksi kecemasan AS terhadap kegiatan afiliasi Al-Qaeda di Yaman dan Somalia, meskipun inti kepemimpinan Al-Qaeda di Pakistan telah dilemahkan oleh operasi kontra-terorisme AS.
Pemerintah AS sejauh ini telah menggunakan pesawat tak berawak untuk melakukan serangan mematikan di sedikitnya enam negara, Afghanistan, Irak, Libya, Pakistan, Somalia, dan Yaman. Negosiasi pendirian pangkalan udara di Republik Seychelles menggambarkan upaya AS untuk memperluas cakupan wilayah pesawat tak berawak miliknya.
Republik Seychelles, negara kepulauan dengan populasi cuma 85.000 orang, sudah memiliki pangkalan AS bagi sebuah armada kecil pesawat tak berawak MQ-9 Reaper, yang dioperasikan oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS sejak September 2009.
Pejabat AS dan Seychelles sebelumnya telah mengakui keberadaan pesawat tak berawak itu, tetapi mengatakan bahwa misi utama mereka adalah untuk melacak bajak laut.
Namun, kabel diplomatik rahasia AS menunjukkan bahwa pesawat tak berawak itu juga telah melakukan misi kontraterorisme di Somalia, sekitar 800 mil arah barat laut Seychelles.
Kabel, yang dibocorkan situs WikiLeaks, itu mengungkapkan bahwa pejabat AS meminta pemimpin Seychelles untuk tetap merahasiakan misi kontraterorisme itu.
MQ-9 Reaper sendiri dijuluki militer AS sebagai pesawat “pemburu-pembunuh” karena dapat diperlengkapi dengan rudal “Hellfire” dan bom yang dipandu satelit.