KEMENTERIAN Pertahanan Iran mengumumkan, akan memulai produksi massal roket anti-baja 73 mm. Roket ini diklaim mampu menembush dan menghancurkan kendaraan lapis baja dan tank dari jarak 1.300 meter.
"Senjata ini mobile dan, karena beratnya yang ringan, dapat dibawa oleh individu,” kata Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi kepada wartawan di sela upacara peluncuran lini produksi roket, Senin (29/8).
Menekankan pentingnya peran dan efisiensi roket anti-baja dalam operasi taktis di darat, Vahidi mengatakan roket tersebut juga memiliki presisi tinggi dan daya penetrasi yang tinggi.
"Senjata ini mobile dan, karena beratnya yang ringan, dapat dibawa oleh individu,” kata Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi kepada wartawan di sela upacara peluncuran lini produksi roket, Senin (29/8).
Menekankan pentingnya peran dan efisiensi roket anti-baja dalam operasi taktis di darat, Vahidi mengatakan roket tersebut juga memiliki presisi tinggi dan daya penetrasi yang tinggi.
Teheran meluncurkan program pengembangan senjata selama perang yang dipaksakan dengan Irak 1980-1988, untuk mengimbangi embargo senjata Amerika Serikat (AS). Sejak 1992, Iran sudah mampu memproduksi sendiri tank, kendaraan lapis baja pengangkut personel, rudal, dan pesawat tempur.
Pejabat Iran selalu menekankan bahwa program militer mereka bertujuan defensif, sehingga tak bisa dianggap sebagai ancaman bagi negara lain.
Baru-baru ini, militer Iran menguji-tembak berbagai jenis rudal baru, torpedo, dan sejumlah besar alutsista buatan dalam negeri, termasuk kapal selam, kapal militer, artileri, helikopter, pesawat terbang, pesawat tak berawak, serta sistem pertahanan udara dan elektronik, dalam serangkaian latihan militer besar-besaran.
Sejumlah analis pertahanan dan pengamat militer mengatakan, kemajuan Iran dalam produksi senjata telah menjadi faktor penggetar, khususnya saat ancaman dari AS dan Israel terus meningkat.
