Seiring dengan makin maraknya aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh warga Afghanistan setelah munculnya insiden pembakaran kitab suci Al Qur'an, Jerman pun mengosongkan kamp militernya yang terletak di bagian utara Afghanistan.
Setelah 300 demonstran berdemonstrasi di depan kamp militer Jerman yang terletak di Kota Taloqan, Afghanistan, komandan pasukan Jerman memutuskan untuk menarik 50 pasukannya dan meninggalkan kamp militer yang ditempatinya.
Juru bicara militer Jerman mengatakan, para pasukan sudah menaiki kendaraan untuk berpindah tempat dari kamp militernya, meski demikian, belum jelas kapan para pasukan akan kembali ke wilayah yang dahulu ditempatinya. Kamp di Taloqan juga merupakan tempat yang sulit di amankan karena tempatnya yang sangat kecil dan lokasinya yang berada di tengah kota.
Para demonstran dikabarkan melempari kamp Jerman dengan batu dan saat ini kerusuhan pun dikabarkan makin menjadi. Beberapa orang juga dikabarkan tewas dalam aksi kerusuhan tersebut.
Kerusuhan itu dipicu oleh adanya insiden pembakaran kitab suci Al Qur'an oleh pasukan Amerika Serikat (AS) yang tergabung dalam North Atlantic Treaty Organization (NATO) di basis militernya. Pemerintah AS juga sudah sudah mengutarakan permintaan maafknya ke Presiden Afghanistan Hamid Karzai atas insiden itu.
Hingga saat ini, militan Taliban juga bersumpah akan melakukan balas dendam terhadap NATO yang melakukan pembakaran kitab suci itu.