El Fasher, 28 Januari 2012. Senja mulai menggelayut di langit, namun tidak demikian dengan FPU Indonesia IV yang akan melaksanakan tugas pengawalan dan patroli bersama para Police Advisor ke IDP’s Camp Zam-zam, tetap harus bersemangat layaknya matahari yang akan terbit …. Memang demikianlah tugas yang kami emban sesuai dengan mandat yang diberikan oleh UNAMID.
Pukul 17.30 kami pun berangkat menuju Team Site Zam-zam untuk menjemput para Police Advisor dan langsung menuju CPC (Community Policing Center). Setelah sampai di CPC lama (UNAMID sedang membangun CPC baru yang lebih representatif di Zam-zam), dilakukan koordinasi antara kami dengan mereka tentang pelaksanaan tugas.
Karena adanya jam malam yang diberlakukan, maka patroli harus dilaksanakan sebelumnya. Pada awal patroli, seperti biasa kami mengitari IDP’s Camp Zam-zam dengan beriringan tanpa ada halangan yang berarti.
Community Policing tidak dapat dilakukan oleh para Police Advisor karena keadaan yang mendekati malam, jadi kami hanya melaksanakan patroli saja. Namun begitu mendekati lokasi CPC baru, dari arah kanan tiba-tiba: “Brakkk…!!“, kami dilempar oleh orang yang tidak dikenal dengan sebuah benda keras (kami perkirakan batu), sehingga mengenai kaca samping kanan penumpang.
Kaca pun pecah & hancur, tinggal butiran kaca yang tersisa di kursi dan lantai kendaraan patroli. Kami pun bergegas memacu kendaraan untuk masuk ke CPC baru untuk memeriksa keadaan kendaraan patroli kami.
Sesuai prosedur, segera kami laporkan kepada atasan di Garuda Camp untuk dibuatkan laporan kepada UNAMID tentang kejadian itu. Kepada GoS (Government of Sudan) Police kami juga melapor, yang paling-paling juga tidak ada kelanjutan tindakan dari polisi lokal. Tak lupa kami memohon kepada-Nya, semoga tidak terjadi lagi pada pelaksanaan patroli berikutnya.
Selain melapor dan berdoa, tidak ada yang bisa kami lakukan untuk melaksanakan tindakan kepolisian sebagaimana di Indonesia dengan mencari dan menangkap pelakunya serta mengumpulkan barang bukti yang dipergunakan untuk melakukan tindak pidana, karena memang kewenangan kami terbatas hanya pada keselamatan para Police Advisor dan tentu kesalamatan diri sendiri.
Kejadian stoning (pelemparan batu) oleh masyarakat lokal memang sudah sering kami alami namun hanya batu-batu kecil yang mengenai kami & tidak dihiraukan. Masih untung kami mengenakan body gear yang qualified mulai dari helm, kaca mata google, body vest, pelindung siku dan lutut sehingga tidak berakibat fatal (masih bisa bilang “masih untung” yaaa…….).
Namun kali ini yang kami alami berbeda…. langsung mengenai kendaraan kami yang juga merupakan alat transportasi kami dalam melaksanakan tugas. Satgas terdahulu pun mengalami hal yang sama sehingga mengakibatkan pecahnya kaca kendaraan sampai beberapa kali.
Yang kami tidak habis heran, kami sudah berupaya menjalin hubungan yang baik kepada masyarakat lokal dengan berbelas kasihan memberikan sarana kontak berupa makanan dan minuman kepada anak-anak kecil, namun masih ada saja halangan bagi kami untuk melaksanakan tugas dengan lancar.
Pemberian sarana kontak tersebut juga masih diper(ma)salahkan karena mendidik anak-anak kecil itu untuk meminta makanan (kepada kami – FPU Indonesia) sehingga mereka memilih menunggu di CPC untuk mendapatkan sedikit makanan daripada sekolah. Kepada kami memang mereka selalu demikian, tidak seperti saat FPU negara lain yang melaksanakan tugas di CPC Zam-zam yang tidak pernah memberikan sesuatu kepada masyarakat lokal, sehingga anak-anak kecil pun tidak pernah mendekat kepada FPU negara lain tersebut.
Yahh…. demikianlah manusia….. tidak pernah puas dengan hanya menerima sedikit, selalu meminta yang lebih. Manakala pemberi tidak mampu memenuhi yang diminta, maka dicap: “Laa tamam …..”