USS Abraham Lincoln, kapal perang pembawa pesawat terbang Amerika Serikat Kamis kemarin tiba di Laut Arab. Menurut para pejabat Angkatan Laut Amerika Serikat, ini nampaknya sebagai langkah awal untuk mengetes pernyataan para pejabat Iran yang memperingatkan Amerika Serikat untuk tak mengirimkan kapal perangnya ke Selat Hormuz.
Abraham Lincoln akan bekerja sama dengan kapal perang Amerika lainnya yang sudah lebih dulu sampai di perairan itu, Carl Vinson, sebagai memenuhi standar Angkatan Laut Amerika Serikat: dua kapal perang pengangkut pesawat terbang di kawasan itu. Kapal perang USS John Stennis meninggalkan kawasan itu beberapa hari lalu melalui perairan barat Pasifik.
Abraham Lincoln akan bekerja sama dengan kapal perang Amerika lainnya yang sudah lebih dulu sampai di perairan itu, Carl Vinson, sebagai memenuhi standar Angkatan Laut Amerika Serikat: dua kapal perang pengangkut pesawat terbang di kawasan itu. Kapal perang USS John Stennis meninggalkan kawasan itu beberapa hari lalu melalui perairan barat Pasifik.
Tibanya Abraham Lincoln di kawasan itu berarti melengkapi semua elemen Angkatan Laut Amerika Serikat kembali de perairan Teluk Parsi melalui Selat Hormuz. Itu untuk pertama kalinya sejak tensi Amerika dengan Iran meningkat.
Pejabat Militer Amerika Serikat mengatakan kepada CNN bahwa Amerika Serikat akan meneruskan komitmen militer jangka panjangnya untuk memiliki kapal perang di Teluk, namun tak dijelaskan kapan kapal perang Amerika Serikat dipindahkan ke kawasan itu.
Beberapa pekan lalu, kapal perang John Stennis meninggalkan kawasan itu dan para pejabat Iran memperingatkan Amerika Serikat agar tak usah mengirim kapal perang yang lain untuk menggantikannya. Dalam beberapa tahun belakangan, Amerika Serikat memiliki satu kapal di Teluk Parsi dan satu lagi di utara Laut Arab, untuk jangka waktu yang panjang.
Menteri Pertahanan Leon Pentta mengatakan kehadiran Angkatan Laut dan militer Amerika Serikat di kawasan itu tak akan diubah, dan sekarang kondisi Amerika Serikat di kawasan itu siap untuk menghadapi segala kemungkinan. ‘’Kami selalu memelihara kehadiran yang sangat kuat di kawasan itu,’’ kata Leon Penetta Rabu.
Seorang pejabat senior Amerika Serikat mengatakan bahwa Pentagon melihat secara kontinu kehadiran Angkatan Laut Iran di bawah kontrol Korps Pengawal Revolusi Iran di kawasan Teluk Parsi lebih agresif dibanding angkatan laut yang regular.
Itu bisa menyebabkan konfrontasi meningkat eskalasinya tanpa dikehendaki. Karena itu Amerika Serikat menginginkan komunikasi langsung dua pemerintahan dibuka.
