BERUSAHA memperoleh dukungan publik dalam apa yang disebut “pertempuran” anggaran di Kongres Amerika Serikat (AS), sekelompok kontraktor pertahanan melancarkan kampanye lobi, untuk mendesakkan penghentian pemotongan pengeluaran militer.
Kampanye, yang dinamakan “Second to None”, diperkenalkan oleh kelompok perdagangan “Aerospace Industries Assn.”, Rabu (14/9), di National Press Club, Washington, AS. Kelompok, yang mewakili produsen dan pemasok pesawat, sistem ruang angkasa, dan mesin, itu memperingatkan kerugian akibat pemotongan belanja militer berupa pengangguran dan risiko keamanan nasional.
Kampanye, yang dinamakan “Second to None”, diperkenalkan oleh kelompok perdagangan “Aerospace Industries Assn.”, Rabu (14/9), di National Press Club, Washington, AS. Kelompok, yang mewakili produsen dan pemasok pesawat, sistem ruang angkasa, dan mesin, itu memperingatkan kerugian akibat pemotongan belanja militer berupa pengangguran dan risiko keamanan nasional.
“Kampanye ini tidak akan berlangsung dalam jangka pendek,” kata Marion Blakey, kepala eksekutif asosiasi tersebut. “Ini akan menjadi upaya yang berkelanjutan, di negara bagian, kota kota, serta di Washington, untuk mengingatkan rakyat dan para pemimpin Amerika tentang risiko yang terkait dengan pemotongan anggaran pertahanan.”
Menurut asosiasi tersebut, industri pertahanan mendukung 1 juta lapangan kerja langsung di AS dan mempengaruhi 2,9 juta lapangan kerja tidak langsung.
Dalam menghadapi defisit anggaran federal, Kongres AS sedang mempertimbangkan pemotongan anggaran Pentagon sekitar 350 miliar dolar (sekitar 3.000 triliun rupiah) selama satu dekade ke depan.
“Posisi kami adalah, tidak lagi (bagi pemotongan anggaran—red),” kata Blakey. “Pertahanan sudah dipotong habis.”
Aerospace Industries Assn. mengatakan industri kedirgantaraan pada 2011 diperkirakan akan mencapai rekor penjualan 219,2 miliar dolar. Nilai penjualan itu mencerminkan pengeluaran militer federal, pengeluaran NASA, penjualan militer asing, dan penjualan komersial.
Tapi setelah satu dekade menikmati keuntungan terbesar pasca 11 September 2001, kontraktor pertahanan kini menanti kelesuan pembelian senjata dan telah merumahkan sebagian karyawan.
“Ini melibatkan semua anggota asosiasi, baik besar maupun kecil, dari kontraktor utama hingga pemasok terkecil. Semua anggota asosiasi akan memiliki suara dalam kampanye ini,” kata Blakey.