Garda Revolusi Iran memulai latihan militernya di wilayah selatan negara itu pada Sabtu 4 Februari 2012. Latihan dilakukan setelah adanya ancaman Barat yang akan menyerang Selat Hormuz.
Rencana latihan ini telah disusun sejak pekan lalu. Media massa Iran menyebutkan, manuver militer di selatan melibatkan pasukan angkatan darat. Namun tidak dijelaskan, apakah latihan ini merupakan gabungan dengan angkatan laut.
Manuver dilakukan menyusul peringatan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamaeni terhadap adanya kemungkinan serangan Amerika Serikat dan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran. Hal ini juga diperkuat dengan kehadiran kapal induk milik Amerika, USS Abraham Lincoln di Teluk Persia.
Pejabat Iran dan para anggota parlemen tertinggi berulang kali menyatakan akan menutup Selat Hormuz. Penutupan dilakukan sebagai balasan akan sanksi embargo oleh Uni Eropa. Selat itu merupakan tempat yang kaya akan energi minyak dan digunakan sebagai jalur perdagangan. Rute itu dilewati oleh kapal-kapal pembawa pasokan seperlima minyak dunia.
Dalam pidatonya, Khamaeni menyerukan agar Garda Revolusi Iran bersatu dengan berbagai aliran islam garis keras Iran untuk melawan kekuatan Barat. Ia juga berjanji akan menggalang bantuan bagi negara-negara sasaran serangan Israel. Pemimpin tersebut juga menyambut bantuan kelompok Islam militan Hizbullah Lebanon untuk menyerang Israel.
Israel secara terbuka menyatakan dukungannya kepada Uni eropa dan Amerika dalam embargo militer bagi Iran. Uni Eropa menjatuhkan sanksi embargo, akhir Januari lalu. Sanksi diberikan atas pengayaan Uranium Iran. Uni Eropa menuding, pengayaan Uranium sebagai bentuk pengembangan nuklir. Iran menolak tuduhan itu dan menyatakan pengayaan dilakukan untuk ilmu pengetahuan dan teknologi.
Uni Eropa melarang negara anggotanya mengimpor minyak asal Iran. Melalui Menteri Perminyakan Iran, Rostam Qassemi, embargo diyakini tidak akan melumpuhkan perekonomian Iran.
Iran kini mengekspor minyaknya dengan harga yang lebih rendah ke Rusia, India, Cina dan sejumlah negara Asia lainnya.
Eropa sendiri sebenarnya cukup direpotkan dengan adanya embargo. Sebab mereka harus mencari alternatif negara baru sebagai sumber pasokan minyak. Arab Saudi kini menjadi salah satu alternatif pemasok minyak bagi Eropa.
Rencana latihan ini telah disusun sejak pekan lalu. Media massa Iran menyebutkan, manuver militer di selatan melibatkan pasukan angkatan darat. Namun tidak dijelaskan, apakah latihan ini merupakan gabungan dengan angkatan laut.
Manuver dilakukan menyusul peringatan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamaeni terhadap adanya kemungkinan serangan Amerika Serikat dan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran. Hal ini juga diperkuat dengan kehadiran kapal induk milik Amerika, USS Abraham Lincoln di Teluk Persia.
Pejabat Iran dan para anggota parlemen tertinggi berulang kali menyatakan akan menutup Selat Hormuz. Penutupan dilakukan sebagai balasan akan sanksi embargo oleh Uni Eropa. Selat itu merupakan tempat yang kaya akan energi minyak dan digunakan sebagai jalur perdagangan. Rute itu dilewati oleh kapal-kapal pembawa pasokan seperlima minyak dunia.
Dalam pidatonya, Khamaeni menyerukan agar Garda Revolusi Iran bersatu dengan berbagai aliran islam garis keras Iran untuk melawan kekuatan Barat. Ia juga berjanji akan menggalang bantuan bagi negara-negara sasaran serangan Israel. Pemimpin tersebut juga menyambut bantuan kelompok Islam militan Hizbullah Lebanon untuk menyerang Israel.
Israel secara terbuka menyatakan dukungannya kepada Uni eropa dan Amerika dalam embargo militer bagi Iran. Uni Eropa menjatuhkan sanksi embargo, akhir Januari lalu. Sanksi diberikan atas pengayaan Uranium Iran. Uni Eropa menuding, pengayaan Uranium sebagai bentuk pengembangan nuklir. Iran menolak tuduhan itu dan menyatakan pengayaan dilakukan untuk ilmu pengetahuan dan teknologi.
Uni Eropa melarang negara anggotanya mengimpor minyak asal Iran. Melalui Menteri Perminyakan Iran, Rostam Qassemi, embargo diyakini tidak akan melumpuhkan perekonomian Iran.
Iran kini mengekspor minyaknya dengan harga yang lebih rendah ke Rusia, India, Cina dan sejumlah negara Asia lainnya.
Eropa sendiri sebenarnya cukup direpotkan dengan adanya embargo. Sebab mereka harus mencari alternatif negara baru sebagai sumber pasokan minyak. Arab Saudi kini menjadi salah satu alternatif pemasok minyak bagi Eropa.