AS Tak Ragu Ambil Opsi Militer bagi Iran

0 komentar
WASHINGTON (Suara Karya): Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan bahwa pintu perundingan masih terbuka lebar bagi Iran. Namun, AS tidak akan ragu untuk mengambil opsi militer guna mencegah negara itu memiliki dan mengembangkan senjata nuklir.
Obama menyampaikan hal tersebut dalam pidato State of The Union yang merupakan penyampaian tahunan mengenai berbagai kebijakan politik dan ekonomi yang akan ditempuh oleh negeri adidaya itu.
Menurut Obama, masyarakat dunia telah mengatasi perpecahannya dan kini telah bersatu bagaimana untuk memeriksa ambisi-ambisi nuklir Iran.
"Pemerintah itu lebih terkucil daripada sebelumnya, para pemimpin mereka menghadapi sanksi-sanksi berat, dan selama mereka mengelakkan tanggung jawab mereka, tekanan ini tidak akan dikendorkan," kata Obama.
"Tidak diragukan, Amerika bertekad akan mencegah Iran memiliki senjata nuklir, dan saya akan mengambil opsi yang ada untuk mencapai tujuan itu. Namun, satu penyelesaian damai mengenai masalah ini masih mungkin dicapai," kata Presiden AS.
Amerika Serikat dan Uni Eropa meningkatkan sanksi-sanksi yang dikenakan pada sektor minyak dan perbankan Iran sebagai bagian dari usaha untuk memaksa Iran menghentikan kegiatan memperkaya uranium, yang mereka khawatirkan satu usaha untuk memproduksi bom atom.
Iran menegaskan, program pengayaan uraniumnya itu hanya untuk tujuan damai. Para pemimpin Iran memperingatkan akan menutup Selat Hormuz--satu rute transit penting bagi pasokan minyak internasional--jika negara-negara Barat memberikan sanksi terkait program nuklir Iran.
Dalam kesempatan itu, Obama juga menekankan pentingnya perekonomian yang bermanfaat bagi semua orang. "Kebijakan ekonomi yang ditempuh harus bermanfaat bagi semua warga," tuturnya.
Dia juga mengungkapkan rencana kenaikan pajak pada orang-orang kaya, sesuatu yang selama ini ditentang keras oleh Partai Republik.
Perekonomian AS sedang mengalami perbaikan, tetapi angka pengangguran masih tinggi. "Kita bisa memperbaiki ekonomi, di mana setiap orang mendapat keadilan, setiap orang melakukan kewajiban mereka, dan setiap orang hidup dengan aturan yang sama," katanya.
"Apa yang dipertaruhkan di sini bukan nilai-nilai Partai Demokrat atau nilai-nilai Partai Republik, melainkan nilai-nilai Amerika. Kita harus mengklaim nilai-nilai itu kembali," ucapnya.
Obama juga mengemukakan, jutaan rakyat Amerika yang bekerja keras tiap hari dan menaati peraturan layak mendapatkan pemerintah dan sistem keuangan yang setara. "Ini saatnya mengaplikasikan peraturan yang sama dari atas ke bawah," tuturnya.
Obama juga akan kembali menyerukan peraturan Buffett, sebuah prinsip bahwa miliuner tidak semestinya membayar pajak lebih rendah dari pekerja biasa.
Ide itu datang dari investor miliarder Warren Buffett, yang mengeluh bahwa sekretarisnya membayar pajak lebih besar dari dirinya.
Sekretaris Buffet, Debbie Bosanek, akan menyaksikan pidato tersebut dan duduk di samping Ibu Negara Michelle Obama. Kubu Republik telah berulang kali menolak seruan Obama untuk menerapkan pajak yang lebih tinggi kepada orang-orang kaya dan menuduhnya menggunakan isu perang antarkelas untuk kembali terpilih.

Enter your email address:

Leave a Reply