WartaNews-Abuja - Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, Rabu (25/1) memecat kepala polisi dan enam wakilnya, setelah tersangka utama serangan bom Natal kabur dari tahanan polisi, seminggu lalu.
Sebelumnya, polisi menangkap Kabiru Sokoto sehubungan dengan pemboman 25 Desember lalu. Namun, saat ia diambil dari kantor polisi, untuk melakukan penyelidikan ke rumahnya di Abaji, di luar Abuja, kendaraan polisi dihujani tembakan dan Sokoto berhasil melarikan diri.
Sejumlah sumber keamanan mengatakan hal itu dianggap tindakan "berbahaya dan mencurigakan" sebagai cara untuk menangani tersangka.
Jonathan pun banyak dikritik, karena dianggap tidak dapat meredam kekerasan sehari-hari, yang dilakukan oleh sekte Islam Boko Haram yang terus menyerukan untuk mengguncang keamanan.
Boko Haram telah menewaskan lebih dari 500 orang tahun lalu dan lebih dari 250 lainnya dalam minggu pertama tahun 2012, akibat tembakan senjata dan serangan bom.
Jonathan juga mengungkapkan bahwa sejumlah anggota sekte itu diduga telah menyusup sebagai petugas jasa keamanan dan di berbagai bidang pemerintahan.
Juru bicara kepresidenan mengumumkan bahwa Presiden Goodluck Jonathan Ebele telah menyetujui pengangkatan Muhammad Abubakar sebagai Pejabat Inspektur Jenderal Polisi sebagai langkah pertama menuju reorganisasi yang komprehensif dan reposisi dari Kepolisian Nigeria.
Abubakar yang sebelumnya menjabat Asisten Inspektur Jenderal Polisi akan menggantikan Hafiz Ringim yang sempat cuti sebagai efek dari kejadian tersebut. Enam deputi inspektur Ringim juga telah disetujui untuk pensiun dini dan komite telah dibentuk untuk mengawasi reorganisasi polisi itu.
Abubakar, 53 tahun telah di kepolisian sejak tahun 1979. Seperti Ringim, ia adalah seorang Muslim dari utara Nigeria, sementara Presiden Jonathan adalah seorang Kristen dari selatan, penghasil minyak negara itu.
Sebelumnya, polisi menangkap Kabiru Sokoto sehubungan dengan pemboman 25 Desember lalu. Namun, saat ia diambil dari kantor polisi, untuk melakukan penyelidikan ke rumahnya di Abaji, di luar Abuja, kendaraan polisi dihujani tembakan dan Sokoto berhasil melarikan diri.
Sejumlah sumber keamanan mengatakan hal itu dianggap tindakan "berbahaya dan mencurigakan" sebagai cara untuk menangani tersangka.
Jonathan pun banyak dikritik, karena dianggap tidak dapat meredam kekerasan sehari-hari, yang dilakukan oleh sekte Islam Boko Haram yang terus menyerukan untuk mengguncang keamanan.
Boko Haram telah menewaskan lebih dari 500 orang tahun lalu dan lebih dari 250 lainnya dalam minggu pertama tahun 2012, akibat tembakan senjata dan serangan bom.
Jonathan juga mengungkapkan bahwa sejumlah anggota sekte itu diduga telah menyusup sebagai petugas jasa keamanan dan di berbagai bidang pemerintahan.
Juru bicara kepresidenan mengumumkan bahwa Presiden Goodluck Jonathan Ebele telah menyetujui pengangkatan Muhammad Abubakar sebagai Pejabat Inspektur Jenderal Polisi sebagai langkah pertama menuju reorganisasi yang komprehensif dan reposisi dari Kepolisian Nigeria.
Abubakar yang sebelumnya menjabat Asisten Inspektur Jenderal Polisi akan menggantikan Hafiz Ringim yang sempat cuti sebagai efek dari kejadian tersebut. Enam deputi inspektur Ringim juga telah disetujui untuk pensiun dini dan komite telah dibentuk untuk mengawasi reorganisasi polisi itu.
Abubakar, 53 tahun telah di kepolisian sejak tahun 1979. Seperti Ringim, ia adalah seorang Muslim dari utara Nigeria, sementara Presiden Jonathan adalah seorang Kristen dari selatan, penghasil minyak negara itu.