Supremasi Kedahsyatan Militer Republik Islam Iran dan Tentara Mazhab Syi’ah Imamiyah

0 komentar
.
From left to right :
- Mostafa Mohammad Najar (Menteri Pertahanan)
- Mohammad Ali Jafari (Komandan I.R.G.C.)
- Hassan Firuzabadi (Kepala Staf Angkatan Bersenjata IRan)
- Sayid Ali Khamenei (Pimpinan Spiritual Iran)
- Ataollah Salehi (Panglima Angkatan Bersenjata Iran)
Pasukan Pertama…BASIJI

Basiji adalah tentara sukarelawan yang terdiri dari kaum muda Iran. Dibentuk oleh Ayatollah Khomeini pada tahun 1979 saat tengah berkecamuk perang melawan Irak. Mereka telah cukup tangguh dalam hal pertempuran. Terbukti mereka mampu menghalau serangan Saddam saat itu dengan melakukan pertempuran dengan sangat gigih. Terdapat organisasi lokal Basiji di setiap tempat di seluruh pelosok Iran. Tugas mereka adalah adalah mempertahankan negara dari serangan musuh, pelayanan sosial, mengelola sumber alam, partisipasi dalam rehabilitasi tempat pendidikan,pelayanan kesehatan. Jumlah mereka saat ini mencapai kurang lebih 11 juta personel dan siap di mobilisasi kapanpun dimanapun…
kedua…TAKAVARAN (Pasukan Serbu Darat dan Laut)
Mereka adalah inti dari kekuatan Angkatan laut Iran, yang berjumlah kurang lebih 18 ribu personel. Memiliki kemampuan raid didaratan pantai maupun laut.
ketiga…SIPOH PASDARAN (Pasukan Garda Revolusi)
Sipoh Pasdaran didirikan sesaat setelah kemenangan Revolusi Iran yg dipimpin Ayatollah Khomeini yang menggulingkan Rezim Shah Iran tahun 1979. Sipoh Pasdaran adalah nama resmi pasukan elit ini, saat ini berkekuatan 250 ribu personel. Sipoh Pasdaran di pimpin langsung oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Hebatnya Sipoh Pasdaran memiliki cabang-cabang angkatan (darat, laut, udara) tersendiri yang berpararel dengan Angkatan Bersenjata Iran. Didukung dgn infrastruktur keuangan dan teknologi yang kuat, mereka memiliki kemampuan layaknya pasukan elit kelas dunia.
Infanteri



.
Lanjutan Militer IranMANPADs



ini adalah armor anti serangan udara, kalo di US mirip sama Stinger.
.

Militer Iran Ciptakan Teknologi Piring Terbang

Ilmuwan Iran mengklaim menciptakan piring terbang pertama, meskipun belum jelas seberapa tinggi objek itu mampu terbang, Media menyebut pesawat itu mirip UFO.
Piring terbang bernama Zohal yang berarti Saturnus itu merupakan pesawat ruang angkasa tak berawak yang dirancang untuk pencitraan udara.
Namun, berdasarkan keterangan Daily Mail, objek itu bisa dimanfaatkan untuk berbagai misi yang tidak disebutkan terperinci. Kantor media Fars menggambarkan piring terbang itu mirip UFO di film Hollywood pada1950-an.
“Alat transportasi yang mudah diluncurkan dan terbang, sedikit bunyi dan memiliki keuntungan yang sama dengan pesawat lain,” tulis laporan ISNA (Iran’s Student’s News Agency).
Perangkat itu dilengkapi autopilot, pengatur stabilitas gambar, GPS dan alat perekam kualitas HD. Program luar angkasa Iran yang ambisius tampaknya menjadi peringatan bagi dunia Barat, karena pada waktu yang sama, teknologi misil yang digunakan untuk program luar angkasa sama dengan teknologi membangun rudal balistik antarbenua.
Tahun lalu, Iran mengumumkan kesuksesan mereka berhasil mengirim tikus, kura-kura dan cacing ke luar angkasa. Mereka berambisi mengirim manusia ke antariksa, sembilan tahun mendatang.
    
Ahmadinejad: Militer Iran tak Terkalahkan!
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad

Ahmadinejad: Militer Iran tak Terkalahkan!

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad menyatakan, “Militer Iran adalah pasukan paling merakyat, kuat, mulia, dan dicintai.” IRNA melaporkan, hal itu dikemukakan Senin (18/4) oleh Ahmadinejad pada peringatan Hari Angkatan Bersenjata Iran yang digelar di dekat makam Imam Khomeini, di Teheran. Dijelaskannya, “Militer yang berjalan di atas jalur kepemimpinan rahbari, tidak akan terkalahkan.”
Dikatakannya, “Kita bersyukur kepada Allah SWT karena selama 32 tahun, militer dan para tentara Iran berhasil melalui banyak rintangan di berbagai medan, berkat kepatuhan mereka kepada Rahbar.”Presiden Iran itu lebih lanjut menjelaskan, “Peran militer dan Angkatan Darat dalam menjaga independensi, kemuliaan, dan kehormatan negara, merupakan peran yang sangat istimewa.”Menyinggung era Perang Pertahanan Suci dalam melawan agresi tentara rezim Saddam Hossein, Ahmadinejad menyebutnya sebagai era introspeksi diri dan identitas militer, serta era pembuktian kemurnian, keberanian, dan kepahlawanan militer.”Alhamdulillah berkat dan dengan memanfaatkan pengalaman pada Perang Pertahanan Suci dan berbagai perisitiwa penting di kawasan dalam beberapa tahun terakhir, kini militer Iran menjadi kekuatan yang percaya diri, kokoh, mukmin, dan tidak terkalahkan,” tambah Ahmadinejad.Ahmadinejad juga menyampaikan terima kasihnya yang mendalam kepada seluruh panglima militer, perwira, dan para tentara Iran yang beriman kepada Allah swt, mencintai negara, dan mematuhi Rahbar, atas upaya tanpa lelah mereka mempertahankan kemuliaan, kebudayaan, agama, tujuan, serta integritas bangsa.Di bagian lain pernyataannya, Ahmadinejad menyatakan bahwa Iran bangga karena dewasa ini Angkatan Bersenjata Iran telah mencapai swasembada dalam persenjataan maupun perlengkapan logistik.

Menhan AS: Kemampuan Militer Iran Hapus Pengaruh Militer AS di Dunia

05/03/2011 – 12:27
ImageMenteri Pertahanan Amerika Serikat, Robert Gates dalam sebuah pidatonya di Akademi Angkatan Udara Colorado (AFA) mengakui peningkatan kemampuan militer Republik Islam Iran. “Kemajuan militer Iran menghapus pengaruh militer AS di dunia,” aku Gates.
Hal ini disampaikan Gates saat memberikan sambutan di depan para taruna akademi angkatan udara AS di Colorado. Menurutnya kemajuan militer Iran, Cina dan Korea Utara menghapus pengaruh militer AS di dunia. Demikian dilaporkan Fars mengutip Reuters.
Ia menekankan, mencermati produksi senjata Cina, Iran dan Korea Utara mulai dari rudal Cruise dan Balistik hingga kapal selam canggih serta sistem anti udara sepertinya kesemuanya itu ditujukan untuk melumpuhkan persenjataan militer Amerika
…………………………..

Iran Produksi Massal Rudal Berdaya Ledak Tinggi

ImageIran memproduksi massal rudal-udara yang akan dipasang dipesawat tempur yang dilengkapi radar yang mampu menghancurkan target dengan tingkat ketepatan tinggi.
Hal itu dikonfirmasikan oleh Wakil Komandan Angkatan Udara Iran, Jenderal Sayyed Mohammad Alavi, kepada IRNA hari ini (16/3). Dikatakannya, “Para ahli Angkatan Udara Iran mulai memproduksi secara massal rudal dilengkapi radar yang kemampuannya telah dioptimalkan dan dipasang pada jet tempur.”
pada hari Rabu.
Ditambahkannya bahwa tingkat ketepatan rudal radar sangat tinggi dalam menghancurkan target. Selain daya jangkaunya, daya rusaknya pun juga telah ditingkatkan.
Pejabat militer Iran itu menegaskan bahwa kemampuan Angkatan Udara Iran meningkat pesat, bahkan kemampuan armada Angkatan Udara Iran di atas rata-rata kemampun negara-negara regional.
Jenderal Alavi menjelaskan bahwa rudal tersebut telah diujicoba di berbagai operasi dan hasilnya sangat memuaskan.
Iran telah memulai program kemandirian dalam industri pertahanan negara dan memprakarsai sejumlah proyek produksi perangkat keras militer, termasuk memproduksi kendaraan militer udara dan laut seperti kapal selam, kapal tempur, dan berbagai jenis rudal.(

Israel Akui Kecanggihan Radar Terbaru Iran

ImageSitus Israel Defense dalam laporannya mengisyaratkan kemampuan rudal Republik Islam Iran. Menurut situs ini,”Apa yang kita saksikan menunjukkan bahwa industri militer Iran sangat maju dari apa yang dilaporkan Barat.”
“Bangsa Iran di manuver terbaru untuk pertama kalinya memamerkan radar dengan kemampuan multi dan memiliki kemampuan teknologi canggih,” tulis situs Israel Defense seperti dinukli Mehr News.
Radar terbaru tersebut dipamerkan militer Iran dengan dihadiri Pemimpin Besar Revolusi Islam atau Rahbar Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei. Situs ini menambahkan, hari Selasa lalu Iran menggelar pameran dan manuver hasil industri militernya. Di manuver yang dihadiri Rahbar tersebut, dipamerkan senjata buatan dalam negeri Iran mulai dari roket, rudal, kendaraan lapis baja dan persenjataan canggih lainnya.
Radar multifungsi Iran tersebut sangat canggih, selain jarak detiksi dan radiasinya secara elektonik mendapat pengakuan juga kemampuannya menditeksi sasaran tanpa membutuhkan perubahan letak cukup mencengangkan.
Tal Inbar, peneliti di Institut Riset Antariksa Fisher membenarkan kemampuan radar Iran. Kepada situs Israel Defense, Tal Inbar mengatakan, informasi dan data terkait program Iran untuk membuat sebuah radar canggi telah dimuat di media massa Iran sejak tahun 2007, namun tidak mendapat reaksi besar dari dunia.
Ditambahkannya, Iran pada tahun 2010 memamerkan sebuah radar canggih yang disebutnya memiliki kemampuan untuk menangkap rudal canggih semacam S-300. “Namun radar yang baru saja dipamerkan dan dihadiri Rabar benar-benar canggih,” tegas Tal Inbar.
Ia menekankan, hanya segelintir negara yang berhasil membuat dan meremajakan radar semacam ini. Radar ini dengan mudah menditeksi sejumlah sasaran secara bersamaan dan memberikan informasi, tandas Inbar.

Iran Andalkan Perahu Cepat Lawan Kapal Induk AS

ImageIran sekarang merupakan salah satu negara produsen perahu militer tercepat di dunia yang sudah diakui perannya dalam didustri pertahanan negara.
Menteri Pertahanan Iran Brigjend Ahmad Vahidi mengatakan, bahwa selama perang Irak-Iran, AS tampil di kawasan dengan sejumlah kapal induk dan kapal perang serta kapal selam dengan teknologi nuklir, yang memungkinkan mereka untuk tetap bertahan di bawah air selama berbulan-bulan.
“Kami menghadapi kapal-kapal besar musuh dengan perahu cepat,” kata Vahidi. “Terlepas dari realita bahwa musuh awalnya meremehkan konsep itu, namun kini mereka terpaksa mengakui ketangguhannya,” tambahnya.
“Sekarang, Iran menjadi salah satu negara produsen perahu cepat di dunia yang dapat membawa senjata maupun personil militer,” jelasnya seperti dikutip IRNA.
Pada April 2010, Iran meluncurkan sebuah kapal berkecepatan tinggi yang mampu menembakkan roket dan senapan mesin berat sambil melaju dengan kecepatan 70 knot.
Iran telah menyelesaikan sejumlah proyek besar pertahanan dalam beberap tahun terakhir, meski sanksi Dewan Keamanan PBB telah menargetkan militer, sektor energi dan keuangan negara Islam ini.
Kemampuan Militer Iran Menakutkan Israel
Mohammad Abbas, purnawirawan militer Lebanon mengisyaratkan kemajuan besar yang dicapai Republik Islam Iran di berbagai bidang. “Kemajuan Iran tersebut membuat Rezim Zionis Israel ketakutan,” ungkap Abbas. Ditambahkannya, Iran baru-baru ini mampu memproduksi sistem radar yang menggantikan produk Rusia. Padahal Rusia hingga kini terkesan mengulur-ulur waktu penyerahan sistem radarnya kepada Iran.
Saat diwawancarai IRNA, Mohammad Abbas menandaskan, peningkatan kemampuan dan peralatan militer serta pertahanan adalah hak legal Iran untuk menghadapi ancaman Rezim Zionis Israel dan Amerika Serikat. “Apalagi AS dan Iran setiap hari senantiasa mengancam akan menyerang instalasi nuklir Iran,” tambah Abbas.
Menurutnya Iran berusaha sedapat mungkin mempersiapkan diri menghadapi agresi musuh. Ditekankannya, di sisi lain, Israel berusaha menghubungkan instalasi nuklir Tehran dengan peningkatan kemampuan militer Iran dengan harapan dapat menyelewengkan opini publik dunia sehingga negara Barat dan dunia lainnya memusuhi Iran.
“Para petinggi Israel menebarkan propaganda anti Iran dengan menyatakan militer serta kemampuan Iran di bidang sistem anti rudal diklaim dapat mencapai seluruh Timur Tengah, London, Moskow dan mungkin sekitar AS. Hal ini ditempuh Israel untuk memprovokasi negara dunia agar memusuhi Iran, namun kita menyadari sepenuhnya bahwa Tel Aviv lihai dalam menebar propaganda menyimpang di dunia,” ungkap Abbas
.
Dengan diperkuat oleh kapal selam buatan sendiri, armada laut Iran semakin siap menghadapi serangan yang mungkin segera datang (Berita SuaraMedia)
Dengan diperkuat oleh kapal selam buatan sendiri, armada laut Iran semakin siap menghadapi serangan yang mungkin segera datang (Berita SuaraMedia)Dengan diperkuat oleh kapal selam buatan sendiri, armada laut Iran semakin siap menghadapi serangan yang mungkin segera datang
Armada kapal selam ringan produksi dalam negeri Iran semakin memantapkan langkahnya menyusul bergabungnya kapal selam Ghadir 948 dalam brigade angkatan laut di Zona pertama angkatan laut Iran.
Kapal selam buatan dalam negeri tersebut dimasukkan dalam armada kapal selam angkatan laut Iran di kota pelabuhan Bandar Abbas, sebelah selatan Iran, pada hari Senin kemarin di hadapan Komandan Pasukan Iran, Mayor Jenderal Ataollah Salehi, Menteri Pertahanan Mayor Jenderal Mohammad Mostafa-Najar dan komandan senior angkatan laut Laksamana muda Habibollah Sayyari.
Ketika didaulat untuk menyampaikan sambutan dalam upacara peluncuran kapal selam Ghadir 948, Menteri pertahanan Iran Brigadir Jenderal Mohammad Mostafa-Najjar mengatakan, “Negara Islam Iran telah berhasil menggapai banyak prestasi sendirian dan melalui ketergantungan akan pengetahuan domestik dengan cara yang tentunya akan mengejutkan para pemimpin dari kekuatan-kekuatan arogan.”
Ungkapan tersebut merujuk pada kemampuan kementerian pertahanan Iran dalam merancang, memproduksi dan memasok berbagai jenis persenjataan untuk militer dalam negeri, dan mengatakan bahwa para staf kementerian yang berpengalaman mampu untuk memasok segala hal yang dibutuhkan oleh angkatan laut, angkatan udara dan angkatan darat, dan semuanya dibuat sendiri.
Mengenai upaya-upaya musuh dalam tiga dekade terakhir sejak bergulirnya revolusi Islam untuk menghambat laju perkembangan Iran, Najjar menekankan bahwa tekanan-tekanan tersebut menyebabkan Iran semakin berkembang dalam bidang politik, ekonomi, militer dan pertahanan negara.
Dia juga menggarisbawahi bahwa perkembangan teknologi di berbagai bidang, termasuk produksi peluru kendali artileri, kapal selam, kapal angkut dan lain-lain, masih memerlukan partisipasi dan pertukaran informasi serta pengalaman dengan sejumlah negara di Barat, namun Iran mampu mencapai tingkatan teknologi tercanggih hanya dengan bantuan para ahli dalam negeri.
Pada bulan November lalu, Iran mengumumkan bahwa kapal selam Ghadir buatan dalam negeri telah siap untuk memulai operasi.
Pihak militer Iran mengatakan bahwa kapal selam tersebut dapat dengan mudah menghindari deteksi karena telah dilengkapi dengan teknologi untuk menghindari sonar, selain itu kapal selam tersebut juga dapat menembakkan peluru kendali dan torpedo secara berbarengan.
Komandan angkatan laut Laksamana Muda Habibollah Sayyari, mengatakan bahwa kapal selam Ghadir membutuhkan waktu pengembangan selama sepuluh tahun.
Armada tersebut juga dilengkapi dengan 18 unit kapal berkecepatan tinggi. Angkatan Laut Iran saat ini sudah memproduksi Ghadir dan Nahang. Kapal selam Ghadir dilengkapi dengan peralatan dan teknologi militer yang tercanggih. Sementara kapal selam Nahang, kapal selam buatan sendiri – nomor dua setelah Ghadir, disebut-sebut sebagai salah satu proyek pertahanan terbesar negara tersebut.
Dalam mempersiapkan segala kemungkinan serangan militer terhadap negara tersebut, Iran mempersenjatai angkatan lautnya dengan sistem persenjataan tercanggih, yang kabarnya sanggup menembak kapal macam apapun yang berjarak hingga 300 km (185 mil) jauhnya dari lepas pantai.
Iran telah mendorong program perkembangan persenjataan dalam beberapa tahun belakangan untuk dapat membela diri. Iran telah mampu memproduksi jet tempurnya sendiri dan juga kendaraan lapis baja, demikian halnya dengan peluru kendali yang tidak terdeteksi radar dan sejumlah senjata canggih lainnya.
Minggu lalu, menteri pertahanan Iran meresmikan produksi hovercraft (kapal apung, kendaraan yang bisa berjalan baik di darat dan di laut) Younes 6.
Dalam upacara peresmian produksi Younes 6, Najjar mengatakan  bahwa produksi perlengkapan militer di negara tersebut telah berlipat tiga dalam beberapa tahun terakhir dengan didukung oleh perencanaan yang mantap dari pihak kementerian.
Dua minggu lalu, Iran juga memulai proses produksi 30 persenjataan dan perlengkapan militer, termasuk barang-barang elektronik, telekomunikasi dan radar.
Iran sejauh ini telah mengembangkan sejumlah perlengkapan eksklusif, seperti kapal berkecepatan tinggi, kapal muatan, pesawat udara dengan bobot yang ringan dan kapal selam siluman mini sebagai bagian dari upayanya untuk meningkatkan kemampuan pertahanan maritim dan operasi-operasi bawah laut.
“Perlengkapan dan produksi yang tengah berlangsung di Iran berkaitan dengan alat elektronik dan manual untuk dipergunakan dalam peperangan, sistem radar dan sonar, kendaraan air dan udara, sisitem laser dan elektro optik juga kacamata canggih untuk melihat dalam kegelapan, alat komunikasi militer dan alat simulasi peperangan,” kata Najar dalam upacara peluncuran beroperasinya produksi persenjataan dan perlengkapan militer tersebut.
Najjar menegaskan kembali di upacara tersebut bahwa Iran telah mampu memproduksi perlengkapan pmanual dan elektronik untuk dipergunakan dalam pertempuran, termasuk untuk mengumpulkan informasi, melakukan penyadapan, melacak posisi musuh melalui gelombang radio yang berbeda-beda memproses berbagai informasi dan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi data-data musuh, melacak pemancar musuh dan mengacak atau mematikan pemancar musuh
Iran Sukses Uji Coba Sistem Radar Baru Republik Islam Iran telah menguji model terbaru sistem radar yang diproduksi dalam negeri, seorang pejabat Iran mengatakan.
Direktur perusahaan elektronik Sa-Iran, Ebrahim Mohammadzadeh, kepada kantor berita Fars pada hari Senin (22/8) menuturkan bahwa sistem radar baru memiliki kemampuan untuk mendeteksi objek pada kisaran beberapa ribu kilometer.
“Uji coba itu berhasil dan harapan kami sistem radar baru akan dioperasional dalam beberapa tahun mendatang,” ujarnya.
Seraya memuji prestasi Iran di bidang teknologi, Mohammadzadeh menjelaskan bahwa negara saat ini memiliki kemampuan untuk merancang dan memproduksi sistem radar canggih.
Pada bulan Juni, kepala Divisi Aerospace Korps Pengawal Revolusi Iran Iran (IRGC) mengatakan bahwa sistem radar Ghadir, dengan kisaran 1.100 kilometer telah diaktifkan.
“Radar Ghadir dirancang dan diproduksi untuk menemukan target udara, pesawat anti-radari, rudal jelajah, rudal balistik, dan satelit di orbit rendah,” kata Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh.
Lagi, Iran Akan Luncurkan Roket ke Ruang Angkasa Badan Antariksa Iran (ISA) mengatakan, roket Kavoshgar 5, produksi dalam negeri akan diluncurkan ke ruang angkasa pada akhir musim panas ini.
Roket seberat 300 kilogram, akan membawa kapsul berisi monyet rhesus, kata Hamid Fazeli, direktur ISA kepada kantor berita Mehr kemarin (Senin,22/8).
“Roket akan mengorbit pada ketinggian 120-130 kilometer di atas permukaan bumi,” jelas Fazeli.
Dia menambahkan, ISA merencanakan untuk melakukan studi tentang tanda-tanda vital monyet dan hasilnya sangat penting dalam membantu Iran mengirim astronot ke ruang angkasa di masa depan.
“Dua satelit lainnya yaitu Navid dan Fajar juga akan diluncurkan pada Maret 2012,” ujar Fazeli.
Navid adalah satelit penelitian, yang dirancang oleh para ilmuwan di Universitas Sains dan Teknologi di Tehran.
. ………………………………………………………………………………..
Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mahmoud Farazandeh
.
Wawancara Dubes Iran, Mahmoud Farazandeh
Revolusi Islam Iran Berdampak Luar Biasa
“Rakyat di negara-negara yang bergolak melihat Iran sebagai model,” kata Dubes Farazandeh
Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mahmoud Farazandeh
Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mahmoud Farazandeh, mengungkapkan bahwa setiap tanggal 1-11 Februari merupakan periode yang istimewa bagi rakyat di negaranya.
Selama periode itulah, pada 1979, Iran mengalami pergolakan. Kekuasaan monarki Syah Reza Pahlavi, yang sewenang-wenang, berhasil ditumbangkan rakyat. Kehadiran kembali Imam Agung Ayatullah Khomeini dari pengasingan menjadi simbol kemenangan rakyat Iran atas rezim monarki otoriter.
“Kami menyebut peristiwa itu sebagai Kemenangan Revolusi Islam Iran,” kata Farazandeh
Berbicara di kantornya di Jakarta, Farazandeh menjelaskan makna Revolusi Islam Iran 1979. Kendati dimusuhi negara-negara Barat, Iran justru kian percaya diri untuk membangun negeri secara mandiri. Berbagai sanksi dan embargo bahkan telah membuat Iran tidak lagi bergantung kepada pihak asing.
Menariknya, 32 tahun kemudian, rakyat sejumlah negara Arab, seperti Tunisia, Mesir, dan Yaman, kini mengalami pergolakan atas rezim yang telah lama berkuasa di negeri masing-masing
Farazandeh tidak khawatir bahwa krisis di negara-negara Arab itu bisa berdampak bagi Iran, Sebaliknya, muncul kekhawatiran yang lebih besar bahwa negara-negara yang tengah bergejolak itu akan mengalami perubahan seperti yang terjadi di Iran 32 tahun lalu.
“Bila demikian, rakyat di negara-negara yang bergolak itu melihat Iran sebagai model,” kata Farazandeh.
Berikut petikan wawancara dengan Farazandeh, yang baru lima bulan bertugas sebagai duta besar Iran untuk Indonesia.
Setiap tanggal 1 hingga 11 Februari, rakyat Iran merayakan Kemenangan Revolusi Islam di negara mereka. Bagaimana rakyat di negara Anda memaknai peristiwa bersejarah itu?
Periode ini disebut sebagai hari-hari “Fajar Menyingsing.” Setelah gelap, muncullah fajar untuk menyambut datangnya matahari. Mendiang Imam Besar Ayatullah Khomeini datang ke Iran [dari pengasingan] pada 1 Februari 1979. Rakyat Iran menyambut kedatangannya sebagai berakhirnya gelap dan munculnya terang.
Maka, sepuluh hari berikutnya dilanjutkan dengan perjuangan memberantas sisa-sisa rezim lama [era kekuasaan monarki Syah Reza Pahlavi] sekaligus memberlakukan sistem pemerintahan yang baru. Perayaan hari-hari bersejarah itu dilakukan dengan berbagai cara.
Revolusi Islam merupakan revolusi kultural dan bersinggungan dengan nilai-nilai budaya. Oleh sebab itu Iran menggelar sejumlah acara terkait dengan perayaan kemenangan Revolusi Islam di negara kami, seperti festival seni, pameran buku, dan pertunjukan budaya lainnya.
Pada hari puncak, 11 Februari, rakyat di berbagai kota melakukan pawai di jalan-jalan utama, untuk mengenang gelombang demonstrasi pada 1979. Selain bergerak sepanjang tiga hingga lima kilometer, mereka biasanya membacakan komunike bersama, yaitu sumpah setia kepada negara dan nilai-nilai Revolusi.
Di Ibukota Tehran, Presiden akan berpidato di tengah-tengah rakyat yang berpawai. Biasanya pawai berlangsung mulai pukul sembilan pagi hingga dua belas siang [menjelang salad zuhur]. Kesempatan pawai itu dimanfaatkan presiden untuk berpidato mengenai isu ekonomi, politik, dan hubungan internasional.
Bagaimana dengan komunitas Iran di luar negeri, seperti di Indonesia. Apakah juga ada perayaan khusus?
Di Jakarta, kami bersama komunitas Iran akan merayakan Kemenangan Revolusi Islam pada Jumat, 11 Februari, di suatu hotel. Kami juga mengundang para pejabat dan warga Indonesia untuk ikut serta.
Sebenarnya tidak banyak warga Iran yang berdomisili di Jakarta [Atase Pers Kedubes Iran, Ghasem Yazdani, sebelumnya menyebut bahwa komunitas Iran di Indonesia hanya berkisar ratusan orang, sedangkan di Malaysia bisa berjumlah ribuan - Redaksi].
Untuk itulah kami terus meningkatkan kerjasama ekonomi dan wisata dengan pemerintah Indonesia agar lebih banyak lagi warga Iran untuk berkunjung ke sini dan, begitu juga sebaliknya, kami ingin agar makin banyak orang Indonesia berkunjung ke Iran.
Apa tantangan domestik terbesar yang dihadapi Iran saat ini?
Tantangan utama saat ini adalah bagaimana menerapkan reformasi ekonomi yang telah dirancang pemerintah. Salah satu program reformasi itu adalah memangkas subsidi untuk segala komoditas.
Ini adalah salah satu komitmen dari Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Selain tetap mewujudkan keadilan sosial, pemerintah kini berpikir bagaimana distribusi subsidi harus disesuaikan dengan kemampuan anggaran negara dan diterapkan ke berbagai tingkat masyarakat.
Masyarakat di Iran terbagi dalam beberapa tingkat, baik berdasarkan penghasilan maupun jumlah anggota keluarga. Ada suatu keluarga yang punya lima mobil, namun ada juga keluarga yang tidak punya kendaraan sama sekali.
Keluarga yang punya lima mobil ini sama-sama menikmati harga bensin bersubsidi. Situasi ini harus dibenahi. Maka, pemerintah mengurangi subsidi harga atas sejumlah komoditas yang hasilnya akan digunakan untuk memberi kompensasi kepada keluarga-keluarga yang kurang mampu. Ini merupakan program pemerintah untuk perbaikan kesejahteraan sosial.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran berkali-kali menerima embargo ekonomi dan perdagangan dari Dewan Keamanan PBB dan negara-negara Barat terkait dengan kepemilikan teknologi nuklir. Bagaimana Iran bisa bertahan dari sanksi-sanksi itu?
Sebenarnya kami sudah mengalami berbagai sanksi selama 32 tahun terakhir. Mulai dari awal Revolusi, sejak Iran menerapkan sistem pemerintahan baru yang diakui di seluruh dunia, sejumlah negara tidak senang dengan situasi itu.
Contohnya, beberapa negara Eropa yang pada awalnya sudah berkomitmen untuk menjalankan sejumlah proyek di Iran. Mereka sudah terima uangnya, namun menelantarkan proyek-proyek sosial dan industri dan meninggalkan begitu saja negara kami.
Salah satu proyek adalah fasilitas pembangkit listrik di Busherh. Saat itu [1975], para kontraktor asal Jerman telah menerima uang untuk membangunnya.
Perangkat-perangkat khusus dibangun di Jerman. Namun, sejak Revolusi Islam Iran [1979], mereka tidak membawa perangkat-perangkat itu dan menghentikan kelanjutan proyek yang seharusnya berguna bagi pembangunan Iran. Padahal proyek pembangkit listrik ini telah memakan biaya yang besar.
Lalu negara-negara Barat menerapkan sejumlah embargo dan sanksi kepada Iran. Situasi ini memaksa Iran untuk mengurangi ketergantungan kepada pihak-pihak asing.
Namun kondisi itu justru membuat Iran menjadi mandiri dan tidak bergantung kepada pihak luar. Iran menjadi percaya diri dalam membangun berdasarkan kemampuan diri sendiri. Maka penerapan sanksi dan embargo sudah kehilangan makna.
Selain itu pihak-pihak asing tidak bisa lagi mempermainkan kami melalui investasi langsung maupun melalui perdagangan bilateral, seperti yang terjadi pada krisis keuangan yang menimpa Indonesia di akhir dekade 1990-an.
Dalam sekejap, ratusan jutaan dolar bisa lenyap akibat ulah para investor asing yang ingin mengguncang pasar saham Indonesia. Iran tidak mengalami kerentanan demikian. Kami pada dasarnya lebih banyak bersandar pada sumber daya dan kemampuan milik kami sendiri.
Negara-negara Barat kemudian berupaya memasung kami dengan memblokade perdagangan minyak dan gas dan perangkat maupun bahan yang bisa digunakan untuk mengembangkan teknologi nuklir di Iran, yang sebenarnya digunakan untuk kepentingan damai.
Namun, rakyat Iran sudah terbiasa menghadapi berbagai tekanan, bahkan terus berkembang. Justru ada kekhawatiran di antara pihak-pihak Barat bahwa sejumlah negara di belahan dunia ini yang menjadikan Iran sebagai model untuk diteladani. Lalu mengapa harus takut bila ada yang menjadikan Iran sebagai model pembangunan.
Sejumlah negara Arab, seperti Tunisia, Mesir, dan Yaman, tengah bergejolak. Apakah Iran khawatir bakal terkena dampak dari revolusi di negara-negara itu?
Bila menyimak dari sejumlah pemberitaan, termasuk dari koran ini [Dia menunjukkan sebuah koran internasional berbahasa Inggris], tampaknya muncul kekhawatiran yang lebih besar bahwa negara-negara yang tengah bergejolak itu akan menerapkan sistem ala Iran, jadi bukan membawa dampak bagi Iran.
Jadi muncul opini bahwa seolah-olah Iran mengambil keuntungan dari pergolakan-pergolakan itu. Bila demikian, rakyat di negara-negara yang bergolak itu melihat Iran sebagai model. Maka, kekhawatiran bahwa krisis di negara-negara itu membawa dampak bagi Iran itu tidak beralasan.
Apakah Iran melihat pergolakan di negara-negara kian mengganggu stabilitas di Timur Tengah?
Kami percaya bahwa setiap upaya campur tangan negara adidaya memiliki dampak yang negatif dan merugikan bagi negara-negara yang tengah bergolak itu. Prinsip Iran adalah berusahalah untuk independen secara mandiri. Maka kami berharap rakyat di negara-negara yang bergolak untuk tidak terpengaruh campur tangan asing dalam menentukan masa depan negeri mereka.
Di sisi lain, ada sejumlah pihak yang ingin terus berkuasa selama mungkin di Timur Tengah sehingga timbul pergolakan. Namun, di saat makin majunya teknologi informasi, banyak orang kini menjadi kritis atas perkembangan di sekitar mereka.
Jadi bila ada pihak-pihak yang mengambil tindakan kepada rezim tertentu, maka rakyat di negara yang bersangkutan akan menentangnya. Seperti pergolakan di Mesir, misalnya. Biarkan rakyat Mesir sendiri yang menentukan, apakah rezim sekarang harus mundur cepat atau lambat.
Kita punya masalah serius di Timur Tengah. Salah satunya adalah masalah pendudukan atas Palestina oleh pasukan penjajah dan mereka yang menyebut diri sebagai Kekuatan Dunia berupaya ikut campur. Banyak negara pada dasarnya tidak senang dengan situasi itu.
Enam puluh tahun lebih Palestina dijajah, namun hingga kini tidak membawa perubahan yang berarti bagi rakyatnya. Semua upaya perundingan dan perjanjian damai tidak menghasilkan apapun.
Saat ini muncul pertimbangan dari kekuatan tertentu agar pergolakan di negara-negara itu tidak sampai mengganggu keamanan Israel. Ini tidak bisa dimengerti bila pergantian rezim harus mengacu pada kepentingan satu negara di kawasan itu.
Mengenai hubungan bilateral antara Iran dan Indonesia, program-program apa yang akan dikerjakan kedua pemerintah tahun ini?
Ada beberapa proyek kemitraan yang akan dibicarakan tahun ini. Salah satunya adalah proyek investasi patungan di Iran dan satunya lagi di Indonesia. Kerjasama itu menyangkut pengolahan minyak dan gas serta petrokimia. Namun, ada beberapa hal teknis yang perlu dibicarakan antara kedua pemerintah.
Bagaimana dengan volume perdagangan kedua negara?
Nilainya tahun lalu sekitar US$1 miliar dan komposisinya berimbang, baik itu ekspor dan impor. Namun untuk meningkatkan volume perdagangan, kita harus melibatkan lebih banyak lagi sektor swasta. Biasanya orientasi pihak swasta masih ke negara-negara Barat, maka kita perlu mengubah fokus menjadi proyek sesama negara Timur. Namun, itu perlu waktu dan bertahap.
Pekan depan akan ada misi dagang dari Iran ke Indonesia untuk menjajaki kontak bisnis yang baru. Insya Allah tahun ini juga diupayakan kunjungan antarpejabat dari kedua pemerintah.
.
Manuver Iran Mengandung Pesan Kuat untuk Negara Regional
.
Seorang anggota Parlemen Republik Islam Iran (Majlis), Gholam Reza Karami menyatakan, manuver militer Nabi Besar Muhammad Saww keenam oleh Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran), mengandung pesan kuat Iran terhadap negara-negara regional.
Gholam Reza Karami yang menjabat sebagai Ketua Komite Pertahanan Parlemen Iran (28/6) mengatakan, “Latihan militer Pasdaran menunjukkan bahwa Iran memiliki potensi melawan segala bentuk ancaman dengan mengandalkan pada kekuatan sendiri.”
Ditambahkannya bahwa manuver itu bertujuan meningkatkan koordinasi di antara sistem pertahanan negara, mencapai target-target militer, dan mengidentifikasi titik-titik kelemahan dan kekuatan.
Sementara itu, anggota parlemen Iran lainnya, Fatemeh Ajorlou, mengatakan opini publik dunia akan menjadi akrab peningkatan kekuatan Iran berkat berbagai manuver.
“Setelah studi yang tepat terhadap kondisi regional, sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk mempengaruhi hubungan baru di kawasan dengan negara Muslim yang menginginkan dialog baru dan mencari cara dinamis dalam melawan arogansi dan hegemoni”.
Ajorlou menambahkan bahwa negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat, berusaha keras mencegah perubahan dalam perimbangan kekuatan di Timur Tengah atau mengubahnya demi kepentingan mereka sendiri.
Tahap pertama manuver Nabi Besar Muhammad Saww, digelar Senin (27/6) dengan menunjukkan silo-silo rudal balisitik bawah tanah yang menembakkan rudal Fateh-110 .
Adapun hari Selasa (28/6) Pasdaran Iran b berhasil meluncurkan 14 rudal permukaan-ke-permukaan, termasuk Zelzal (gempa), Shahab-1, Shahab-2 dan Shahab-3.
Lima rudal Shahab, termasuk empat jarak menengah dan satu jarak jauh, serta 9 rudal Zelzal diluncurkan.
Iran menegaskan bahwa manuver Nabi Besar 6 memiliki tujuan defensif dan dipentaskan dengan mengusung pesan “perdamaian dan persahabatan.”
Lima Rudal Diluncurkan Secara Bersamaan Oleh Pasdaran Iran
Hari ini (28/6), Iran meluncurkan lima rudal jarak menengah dan jarak jauh “Shahab” pada tahap kedua manuver keenam Nabi Besar Muhammad Saww.
Kantor berita Fars melaporkan, lima unit rudal Shahab itu diluncurkan oleh Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran).
Dua dari lima rudal itu adalah tipe Shahab 1 jarak menengah, dua lainnya adalah Shahab 2 jarak menengah, dan sebuah rudal jarak jauh Shahab 3 yang menggunakan bahan bakar likuid.
Lima rudal itu diluncurkan secara bersamaan tidak lama setelah peluncuran sembilan rudal dari darat ke darat Zelzal.
Adapun kantor berita IRNA melaporkan, Panglima Pasdaran, Brigjen Amir Ali Hajizadeh, mengkonfirmasikan kemampuan Pasdaran dalam memproduksi rudal yang memiliki daya tempuh melebihi 2.000 kilometer.
Dikatakannya, “Kami juga memiliki teknologi untuk memproduksi rudal yang memiliki daya tempuh lebih jauh. Namun kami tidak merasa perlu untuk memproduksi rudal dengan daya tempuh di atas 2.000 kilometer, dan kami tidak akan memproduksinya.”
Pernyataan itu dikemukakan Hajizadeh di sela-sela manuver Nabi Besar Muhammad Saww keenam yang berlangsung hari ini (28/6).
Menjawab pertanyaan wartawan soal apakah rudal-rudal yang diluncurkan oleh Pasdaran menjadi ancaman bagi negara-negara Eropa, Brigjen Hajizadeh mengatakan, “Rudal-rudal Iran hanya memiliki daya tempuh 2.000 kilometer dan didesain untuk mengincar target milik Amerika Serikat di kawasan dan rezim Zionis Israel.”
Lebih lanjut dijelaskannya, “Rezim Zionis Israel berjarak 1.200 kilometer dari Iran dan kami mampu menarget Israel dengan menggunakan rudal dengan daya tempuh 2.000 kilometer yang ditembakkan dari Semnan dan Damghan.”Menyinggung target Amerika Serikat yang dimaksudnya, Brigjen Hajizadeh menegaskan, Amerika Serikat telah meringankan beban Iran dengan membangun pangkalan di negara-negara tetangga. Bahkan di Afghanistan, Amerika mendirikan pangkalan yang hanya berjarak 120 kilometer hingga 700 kilometer dari perbatasan Afghanistan-Iran.
“Musuh trans-regional kami adalah Amerika Serikat dan Israel, dan Iran tidak merasa terancam dari pihak-pihak lain. Dan oleh karena itu Tehran tidak akan memproduksi rudal yang berdaya tempuh melebihi 2.000 kilometer.”
Hajizadeh mengatakan, “Rudal Sejjil dan Shahab milik Iran termasuk di antara rudal yang memiliki daya jelajah hingga 2.000 kilometer
Di bagian lain pernyataannya, Hajizadeh menyinggung aktivitas sejumlah pesawat tanpa awak di perairan bebas, namun pesawat-pesawat yang menyusup ke zona udara Iran telah ditembak jatuh.
Dikatakannya, “Para pengamat Rusia ingin menyaksikan pesawat yang ditembak jatuh Iran itu dan para pejabat Tehran mengijinkannya.”
.
Israel: Iran, Suriah, dan Hizbullah Harus Dihancurkan dengan Cara Moderat
Dan Meridor
Wakil Perdana Menteri Israel, Dan Meridor menyatakan, pemberantasan gerakan muqawama di kawasan merupakan kebijakan kolektif rezim Zionis dan Arab Saudi, seraya menekankan bahwa Iran, Suriah, dan Hizbullah, harus dikalahkan dengan kebijakan-kebijakan moderat.
Farsnews melaporkan, Meridor menurut rencana akan berkunjung ke Paris hari ini (29/6) atas undang Kelompok Persahabatan Perancis-Israel di Senat dan Parlemen Perancis. Dalam wawancaranya dengan koran Figaro, Meridor ditanya soal kekhawatiran Israel terhadap kebangkitan rakyat di negara-negara Arab. Dikatakannya,”Revolusi Arab menuai kekhawatiran dan harapan di Israel. Kami mengetahui dengan baik bagaimana revolusi-revolusi tersebut dimulai, namun hingga kini kami tidak tahu bagaimana akan berakhir.”
Menurut Meridor, di antara revolusi Arab, revolusi Mesir adalah yang paling menarik, karena revolusi tersebut tanpa kekerasan yang menyerukan slogan anti-Barat dan tidak dikoordinasi oleh lembaga politik apapun. Revolusi Mesir adalah revolusi yang sepenuhnya dilakukan oleh rakyat. Pelaksana revolusi itu adalah warga sipil. Pejabat Tel Aviv itu mengklaim bahwa bagi Israel revolusi Mesir memberikan angin harapan baru karena selama ini Israel belum menyaksikan demokrasi di dunia Arab.
Terkait masa depan hubungan Israel dengan Mesir, Meridor mengatakan, “Hubungan kami dengan Mesir tetap berlanjut berdasarkan kesepakatan damai 1979 dan akan sangat penting bahwa kesepakatan tersebut tetap terjaga. Selain itu, akan sangat menguntungkan Mesir jika kesepakatan itu berlaku. Jika revolusi Mesir berakhir dengan baik, maka negara ini akan menjadi teladan di kawasan.”
Di bagian lain, Meridor ditanya soal upaya pemerintah Otorita Ramallah, untuk menggalang dukungan atas deklarasi kemerdekaan Palestina pada sidang Majelis Umum PBB yang akan berlangsung September mendatang. Meridor mengatakan, “Tidak ada pihak yang dapat menggapai tujuan dengan bertindak secara lancang. Palestina telah memilih tidak berunding dan menekan Israel di PBB. Akan tetapi seandainya PBB pun mengakui kemerdekaan Palestina, maka faktanya tidak akan berubah. PBB tidak dapat mengambil keputusan sendirian. Perilisan sebuah resolusi tidak akan mengubah fakta tentang keberadaan orang-orang Yahudi yang tinggal di luar perbatasan tahun 1967.”
Tanpa menyinggung berbagai pelanggaran rezim Zonis dalam proses perundingan yang pernah digelar hingga saat ini, Meridor mengklaim, “Kami siap berunding dan berdialog. Pendekatan hubungan antara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan gerakan muqawama Hamas, merupakan keputusan tragis.
Pejabat Israel itu juga menyinggung program nuklir Republik Islam Iran, diklaimnya bahwa revolusi Arab dan tragedi Fukushima sedikit mengurangi fokus Tehran dalam program nuklirnya.
“Jika Iran memproduksi bom atom, maka berarti bahwa Traktat Non-Proliferasi Nuklir akan berakhir dan akan muncul instabilitas di seluruh dunia. Saya yakin, jika embargo diberlakukan dengan tegas, maka kita akan mampu mencegah Iran melanjutkan programnya,” tegas Meridor
.

Peningkatan Kekuatan Militer Iran

Militer Iran (Foto: Ist)
Iran Buat Sistem Pertahanan Rudal Canggih Iran mempercepat pembuatan sistem pertahanan rudal yang akan lebih baik daripada S-300 milik Rusia.
Langkah ini membuktikan tekad Teheran untuk membuat sendiri seluruh persenjataan militer karena embargo persenjataan oleh Amerika Serikat (AS). Selain melakukan embargo, Washington juga menekan Rusia agar tidak mengirimkan S-300 yang telah dipesan Iran.Washington pada November 2009 mengancam melakukan tindakan hukum terhadap Rusia jika gagal memenuhi kesepakatan untuk menyuplai Teheran dengan S-300 yang merupakan sistem pertahanan udara canggih. Rusia yang menjadi aliansi terdekat Iran di antara kekuatan dunia lain, sejauh ini belum menerima S-300. Menurut Teheran, penundaan pengiriman itu karena tekanan dari Washington dan Israel, musuh bebuyutan Iran. Pada Oktober 2009, kantor berita Rusia, Interfax, melaporkan bahwa Iran belum membayar S-300 karena Moskow belum memberikan persetujuan akhir tentang kesepakatan tersebut.
Bagi Barat, kesepakatan itu tentu sangat dikhawatirkan dapat memperkuat sistem pertahanan Iran. Berdasarkan kontrak, Rusia akan menjual persenjataan ke Iran berupa lima baterai rudal-rudal S-300PMU1, seharga USD800 juta.
S-300PMU1 yang diberi kode SA-20 Gargoyle oleh NATO itu merupakan system gerak berbasis darat yang didesain untuk menembak jatuh pesawat terbang dan rudal. Barat khawatir Iran dapat menggunakan system itu untuk menghadapi ancaman serangan AS atau Israel.
Keduanya tidak pernah menepis kemungkinan serangan militer ke fasilitas nuklir Iran. Selain itu, kemarin, Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi membuka dua jalur produksi untuk manufaktur pesawat canggih tanpa awak atau drone. “Pesawat itu mampu melakukan pengintaian, deteksi, dan serangan dengan dengan ketepatan tinggi,” ungkap kantor berita Fars.
Kemarin, Iran juga secara resmi mengumumkan pada Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tentang rencana melakukan pengayaan uranium ke level 20%. “Teheran akan mulai melakukan pengayaan uranium hingga level 20% mulai Selasa (9/2) dan IAEA akan diberi informasi mengenai keputusan ini sebelumnya,” papar kepala organisasi atom Iran Ali Akbar Salehi.
“Pengayaan itu akan dilakukan di fasilitas Natanz mulai Selasa (9/2),” kata Salehi. Fasilitas pengayaan uranium utama Iran berada di pusat kota Natanz. Fasilitas itu melakukan aktivitas atom selama bertahun-tahun meskipun telah mendapat tiga kali sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Salehi menjelaskan, Iran akan menghentikan program pengayaan ke level 20% jika negosiasi dengan kekuatan dunia mencapai kesepakatan akhir. Saat ini draf negosiasi usulan IAEA mengalami kebuntuan karena Barat menolak perubahan yang ditawarkan Iran.
Dalam draf IAEA, kekuatan dunia meminta Iran menyerahkan uranium kadar rendah (LEU) ke Rusia dan Prancis, dalam satu tahap. Tapi Teheran meminta agar penyerahan itu dilakukan dalam beberapa tahap dan berlangsung di dalam negeri Iran
.
Seorang komandan senior militer Iran mengatakan Tehran akan menyerang semua institusi militer dan nuklir Israel jika Tel Aviv melakukan kebodohan menyerang fasilitas nuklir Iran.
Wakil Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran Brigadir Jenderal Gholam-Ali Rasyid Ahad (20/11) menegaskan retorika Israel terhadap Iran adalah suatu bentuk perang psikologis.
“Iran sepenuhnya siapkan menghadapi setiap agresi, dan Tehran akan menghancurkan semua fasilitas Israel jika Tel Aviv meluncurkan serangan militer terhadap Iran,”tegasnya.
Amerika Serikat dan Israel telah berulang kali mengancam Tehran dengan opsi serangan militer yang didasarkan pada dugaan bahwa program nuklir Iran mengarah pada agenda militer rahasia.
Tehran telah membantah tuduhan itu, dan mengatakan sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota IAEA, Iran memiliki hak untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Sementara Israel menolak  mengizinkan inspeksi fasilitas nuklirnya. Tel Aviv juga menolak bergabung dengan Traktat Non-Proliferasi Nuklir.
Israel baru-baru menguji rudal jarak jauh baru yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Pengujian dilakukan di pangkalan udara Palmahim di pusat Israel.
Rudal Jericho-3 milik Israel memiliki daya jangkau hingga 10.000 kilometer. Ironisnya, hulu ledak nuklir Israel yang dapat menargetkan banyak wilayah dunia itu tidak dianggap sebagai ancaman di mata Barat
.

Lagi-lagi Strategi Anti-Iran AS Gagal

Petinggi Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir getol melakukan diplomasi dan memanfaatkan lobi kuatnya di tingkat internasional dengan harapan dapat memaksakan kebijakan  anti Irannya. Untuk mensukseskan ambisinya ini, Washington menempuh berbagai cara mulai dari tudingan palsu soal aksi teroris, isu nuklir sipil Iran, klaim palsu terkait pelanggaran HAM oleh Iran serta ancaman serangan militer ke Tehran. Di antara usaha AS di atas, isu terkait program nuklir sipil Iran sepertinya paling menonjol, karena semenjak Yukiya Amano memangku jabatan Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA), AS semakin optimis mempercepat intervensinya di laporan lembaga internasional ini soal nuklir Iran.
Di beberapa tahun lalu, AS berusaha memperalat komite kerjasama IAEA di bidang teknis demi mensukseskan kebijakan anti Irannya, namun upayanya ini mendapat penentangan keras dari Negara Non Blok (NAM) dan Kelompok 77. Negara anggota NAM dan Kelompok 77 berulang kali mengecam campurtangan politik di komite tersebut karena dapat merusak iklim profesionalisme dan teknis yang telah terbangun.
Kini pertanyaan yang muncul, mengapa dokumen yang selama ini berada di tangan IAEA kembali dapat jatuh ke pihak lain dan dipalsukan ? Apakah ini bukannya ulah AS yang saat ini sangat membutuhkan untuk menciptakan krisis guna meredam krisis dalam negeri yang dialaminya ?
Sementara itu, Republik Islam Iran sebagai anggota Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT) senantiasa patuh dan bekerjasama dengan IAEA dalam koridor kesepakatan yang ada. Namun hal ini bukan berarti Iran akan mendiamkan ulah Barat khususnya AS yang berusaha membawa berkas nuklirnya ke Dewan Keamanan PBB. Padahal IAEA sendiri dalam berbagai laporannya berulangkali mengaku ragu atas penyidikan yang menyudutkan Iran. Sejatinya laporan terbaru Amano soal nuklir Iran adalah data yang diberikan oleh salah satu agen rahasia Barat.
Di sisi lain, Amano berusaha mencitrakan dirinya tidak memihak dan adil dalam memberikan laporannya tersebut, padahal apa yang dilakukan olehnya sesuai dengan arahan Amerika Serikat yang serius memusuhi Iran secara politik. Namun lagi-lagi upaya busuk Washington menemui kegagalan.
Wakil AS, Inggris dan Perancis di draf pemula resolusi anti Iran berusaha membawa kembali kasus nuklir sipil Iran ke DK PBB. Namun mereka terpaksa membatalkan angan-angannya karena penolakan keras Rusia dan Cina serta menghapus tuntutan tersebut. Akhirnya diloloskanlah sebuah resolusi politik dan tidak profesional anti Iran yang dibarengi dengan pemaksaan terhadap anggota Dewan Gubernur IAEA.
Adapun menurut analisa para pengamat, berbagai kondisi yang dialami AS seperti perang di Irak dan Afghanistan serta krisis di dalam negeri akibat gerakan anti Wall Street dan Iranphobia memaksa Washington mengorbankan Iran demi menutupi krisis yang dialaminya.
.
Militer Iran kian Mapan, Kini Dilengkapi Rudal Canggih Mersad
Sebuah rudal canggih baru jarak menengah yang diberi nama ‘Mersad’ telah diserahkan secara resmi kepada angkatan laut Republik Islam Iran pada Kamis (29/9).Panglima Markas Pertahanan Udara Khatam al-Anbia Brigadir Jenderal Ali Reza Sabahi-Fard mengatakan bahwa sistem rudal Mersad telah dirancang dan diproduksi oleh ahli dalam negeri Iran.“Pusat kendali dan perintah dari sistem rudal sepenuhnya digital, canggih dan dilengkapi dengan simulator dan jaringan informasi terpadu dalam sistem pertahanan udara untuk melacak target,” tambahnya.
Brigadir Jenderal Sabahi-Fard mencatat bahwa sistem rudal Mersad telah lolos semua tes penting dan kini dalam kondisi siap guna.
Sebelumnya, produksi massal rudal cruise laut Qader dan penyerahannya kepada Angkatan Laut Pasdaran dan militer Iran, dilakukan pada hari Rabu, (28/9) di hari terakhir peringatan Pekan Pertahanan Suci. Acara itu dihadiri oleh Menteri Pertahanan dan Dukungan Angkatan Bersenjata Iran, Brigjen Ahmad Vahidi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran berhasil menorehkan prestasi besar di sektor pertahanan dan mencapai swasembada dalam memproduksi peralatan militer penting dan sistem pertahanan.
Republik Islam Iran berulang kali meyakinkan bahwa kekuatan militernya tidak akan menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain, karena Tehran mengadopsi sistem pertahanan defensif.
Bergabungnya rudal Mersad dan Qader meningkatkan kekuatan defensif Angkatan Laut Pasdaran dan militer Iran demi mempertahankan bangsa dan negara serta menjaga stabilitas kawasan

Enter your email address:

Leave a Reply