AS Cari Rudal Libya

0 komentar
AMERIKA Serikat berencana untuk mengirimkan puluhan mantan personil militer ke Libya untuk membantu melacak dan menghancurkan stok rudal milik Moammar Qaddafi.

Para pejabat AS khawatir hal tersebut akan dimanfaatkan oleh teroris untuk menghancurkan jet penumpang.

Para ahli senjata masuk ke dalam pengembangan yang memakan biaya USD 30 juta (Rp 269,7 miliar) itu. Menurut pejabat Departemen Luar Negeri, AS berupaya mengamankan senjata konvensional Libya yang dibangun dari konflik.



Empat belas kontraktor dengan latar belakang militer telah dikirim untuk membantu pejabat Libya, dan pemerintah AS akan mengirim lusinan lainnya. Ribuan pamflet dalam bahasa Arab, Inggris dan Perancis akan dikirimkan ke negara-negara tetangga sehingga penjaga perbatasan dapat mengenali rudal pencari panas.

"Kami belum melihat apapun, serangan dengan rudal belum keluar bebas dari Libya," ujar Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk urusan politik-militer, Andrew Shapiro. "Kami bekerja dengan cermat, sepertinya kita bisa mengatasi ancaman itu."

Menurut perkiraan AS, Qaddafi merupakan salah satu pembeli rudal yang populer di dunia, pada tahun 1970-an dan 1980-an membeli sekitar 20.000 unit.

Namun, ribuan rudal itu telah dihancurkan dalam serangan bom NATO selama perang dan ratusan telah ditemukan oleh pemerintah baru. Dan beberapa jumlah lainnya yang masih belum diketahui diangkut oleh kelompok pemberontak Libya dan warga sipil yang menyerbu ke dalam area penyimpanan setelah pasukan Qaddafi dikalahkan.

Sudah beberapa rudal diamankan di jalan padang pasir dari Libya ke Mesir, menurut pejabat Mesir. sedangkan PM Tunisia, Beji Caid Essebsi, mengatakan, jika dia khawatir terhadap senjata Libya yang diselundupkan, dan dia berencana meminta Washington untuk memberikan helikopter pengawasan perbatasan.

Tidak seperti di Irak dan Afghanistan, militer AS tidak memiliki pasukan di Libya yang dapat mengamankan senjata. Dan Presiden Obama juga menolak untuk mengerahkan pasukan militer AS ke Libya untuk menghindari menaikkan tensi kemarahan, baik di Timur Tengah maupun di Kongres AS.

Namun, pemerintah transisi Libya yang bertugas mengaku kewalahan, dan menyebutkan jika kesediaan kapasitas mereka terbatas.

Rudal telah muncul sebagai ancaman global, dengan lebih dari 40 pesawat sipil terkena senjata tersebut sejak 1970-an. Setelah Al-Qaeda yang berafiliasi teroris berusaha untuk menembak jatuh sebuah pesawat di Mombasa, Kenya, pada tahun 2002, pemerintah AS meningkatkan upaya untuk melacak dan membongkar rudal, yang dikenal sebagai MANPADS (Man-Portable Air Defense Systems).

Enter your email address:

Leave a Reply