Iran Tolak Kunjungan IAEA ke Situs Militer, Prancis Langsung Marah

0 komentar
Penolakan Iran terhadap para inspektur Badan Nuklir Perserikatan Bangsa Bangsa (IAEA) untuk izin melihat situs militer utama yang digunakan untuk melakukan penelitian nuklir telah meningkatkan ketegangan internasional. Keputusan itu telah merusak kemungkinan pembicaraan kembali antara Teheran dengan kekuatan dunia terkait tuduhan pengembangan senjata nuklir.

Prancis mengutuk Iran karena telah menolak memberikan akses pada IAEA ke situs Parchin, tempat diperkirakan terdapat penelitian merancang senjata nuklir. Sebanyak lima delegasi IAEA meninggalkan Iran dengan tangan hampa setelah dua hari melakukan pembicaraan berfokus pada program nuklir Teheran.

Penolakan Iran terhadap para inspektur Badan Nuklir Perserikatan Bangsa Bangsa (IAEA) untuk izin melihat situs militer utama yang digunakan untuk melakukan penelitian nuklir telah meningkatkan ketegangan internasional. Keputusan itu telah merusak kemungkinan pembicaraan kembali antara Teheran dengan kekuatan dunia terkait tuduhan pengembangan senjata nuklir.  

Prancis mengutuk Iran karena telah menolak memberikan akses pada IAEA ke situs Parchin, tempat diperkirakan terdapat penelitian merancang senjata nuklir. Sebanyak lima delegasi IAEA meninggalkan Iran dengan tangan hampa setelah dua hari melakukan pembicaraan berfokus pada program nuklir Teheran.  

Kepala IAEA Yukiya Amano menyebut penolakan Iran untuk mengunjungi Parchin sangat mengecewakan.   

“Penolakan untuk bekerjasama merupakan tambahan pada pernyataan baru-baru ini oleh pejabat Iran yang memberi selamat pada diri sendiri atas perkembangan aktivitas nuklir mereka,” kata juru bicara menteri luar negeri Prancis, Romain Nadal.   

Sementara itu, Rusia mendesak perserikatan bangsa-bangsa (PBB) tidak menarik kesimpulan awal atas kegagalan misi dari para ahli nuklir PBB. Wakil menteri luar negeri Rusia, Gennady Gatilov meminta PBB menunggu laporan pejabat Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebelum memutuskan untuk mengutuk Iran karena gagal bekerjasama dengan badan nuklir PBB itu.  

Dia memperingatkan skenario militer melawan Iran akan menjadi bencana bagi kawasan Timur Tengah dan kemungkinan menghancurkan seluruh sistem hubungan internasional.  

“Saya tidak akan menarik kesimpulan dini dari misi IAEA bahwa dialog telah gagal dan mencapai kebuntuan. Kami tidak akan mendramatisir situasi. Skenario militer melawan Iran akan bisa menjadi bencana bagi kawasan dan semua sistem hubungan internasional,” tandasnya.  

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei membela dengan menegaskan kembali bahwa bangsa Iran tidak mencoba membangun senjata atom dan tidak akan pernah.  

“Memiliki sebuah bom nuklir merupakan sebuah dosa besar, tapi energi nuklir merupakan kepentingan nasional Iran,” katanya kepada sekelompok ilmuwan nuklir.  

Iran sedang mengembangkan energi nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi listrik negara itu yang semakin besar. Khamenei menyebutkan tekanan, ancaman, pembunuhan dan sanksi tidak akan menghasilkan buah apa pun. Iran akan terus melanjutkan langkahnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan nuklir.  

Analisis urusan keamanan dan internasional Institut Jerman, Oliver Thraenert mengatakan kunjungan IAEA menunjukkan dengan jelas bahwa Iran tidak dalam mood untuk kompromi.  

“Kemungkinan sekarang untuk kembali ke perundingan antara Iran dan lima kekuatan dunia tidak terlalu tinggi. Itu meninggalkan masalah dalam kebuntuan,” ucapnya.  

Iran dan lima kekuatan dunia yakni, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, Tiongkok dan Jerman semula dijadwalkan akan melanjutkan pembicaraan nuklir yang terputus 13 bulan lalu.   Israel dan AS telah menuduh Iran berusaha mengembangkan senjata nuklir yang dapat mengancam kawasan Israel. AS bersama dengan sekutunya di Eropa telah memperketat sanksi ekonomi dengan melakukan embargo minyak guna merusak perekonomian Teheran.

Enter your email address:

Leave a Reply