Menhan Bantah Adanya Mark Up Dalam Pembelian Sukhoi

0 komentar

MENTERI Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah adanya tudingan mark up anggaran dalam pembelian Sukhoi. Ia mengatakan, pihaknya membeli pesawat asal Rusia ini sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kontrak 2012.

"Tidak ada mark up dalam pembelian Sukhoi itu. Yang kita lakukan kita akan bangun skuadron kekuatan tempur kita, yaitu skuadron Sukhoi jumlahnya 16. Kita punya 10 sekarang, kurang 6, itu yang kita beli,” kata Menhan usai menggelar Sidang Pleno Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), Selasa.

Menurut Purnomo, pembelian pertama pesawat Sukhoi dilakukan pada 2007. Sementara untuk 2012 kembali dilakukan pembelian, namun dengan kontrak yang berbeda.

“Tentu harganya (juga) berbeda. Perbedaannya tidak banyak karena hanya untuk meng-cover inflasi, eskalasi," tambahnya.

Pernyataan Purnomo ini menanggapi temuan Indonesia Police Watch (IPW) yang mencurigai pembelian Sukhoi. IPW mencurigai dalam pembelian tersebut terdapat potensi mark up sebesar US 100 juta dollar hingga US 140 juta dollar. Sehingga IPW meminta Komisi Pemberantasan Korupsi mengawasi pembelian persenjataan tersebut.

Purnomo juga menegaskan alasan mengapa kontak pembelian Sukhoi antara Indonesia dan Vietnam berbeda. Hal itu terjadi, karena selain membeli Sukhoi, Indonesia juga membeli 12 peralatan mesin senjata lainnya.

"Kalau melihat nilai kontrak hati-hati kalau melihat nilai kontrak. Nilai kontrak kita dengan Vietnam mungkin beda karena nilai kontrak kita, di samping beli Sukhoi, juga beli peralatan lain. Jadi, tolong tidak bisa bandingkan apple to apple.”

Enter your email address:

Leave a Reply