Prajurit TNI Menerima Penyuluhan tentang Perilaku dan Disiplin di Kongo

0 komentar
Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XX-I/Monusco atau Indonesian Engineering Company yang tengah melaksanakan tugas di Republik Demokratik Kongo dalam misi MONUSCO (Mission de I’Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo), menerima penyuluhan tentang perilaku dan disiplin guna mencegah terjadinya pelecehan dan eksploitasi seksual dari Conduct and Discipline Unit (CDU), di Bumi Cenderawasih Camp-Kongo, Selasa (20/3/2012).
Penyuluhan yang dilaksanakan selama satu hari tersebut, disampaikan oleh Letkol Oleksiyenko Yoriy warga negara Ukraina, yang diterima oleh Wadansatgas Mayor Czi Ary Syahrial mewakili Dansatgas Letkol Czi Sapto Widhi Nugroho yang tengah dinas luar.

Dalam paparannya, Letkol Yoriy menjelaskan tentang perilaku dan disiplin yang harus ditaati oleh seluruh personel yang terlibat dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB, khususnya pasukan kontingen negara yang berada di bawah MONUSCO, dengan harapan akan dapat memperkecil pelanggaran.
“Kasus pelanggaran disiplin dan pelecehan seksual yang paling banyak terjadi adalah dilakukan oleh kalangan sipil, karena menurut data yang ada di dalam lingkungan militer jarang sekali hal itu terjadi, hal ini dikarenakan militer memiliki sistim dan rantai komando yang jelas, walaupun masih ada satu dua kasus dalam setiap pengiriman kontingen militer ke Kongo,” kata Letkol Yoriy.
“Sampai saat ini, Kontingen dari Indonesia belum pernah ada yang melanggar, hal tersebut sangat membanggakan dan menjadi catatan tersendiri di lingkungan United Nations Organization Stabilization Mission de I’Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo,”  tegas Letkol Oleksiyenko Yoriy.
Lebih lanjut dikatakan, kepada seluruh kontingen negara dibawah MONUSCO hendaknya menciptakan lingkungan yang bebas dari Sexual Ekploitation and Abuse (SEA), dimana semua personel MONUSCO harus menjunjung tinggi standar perilaku dan profesionalisme serta memperlakukan masyarakat lokal dengan penuh rasa hormat dan bermartabat, larangan mendatangi tempat hiburan/diskotik, transaksi barang dan uang untuk keperluan seksual.
Disamping itu, akan diberlakuan jam malam bagi seluruh personel kontingen MONUSCO yaitu mulai jam 18.00 sampai 06.00 waktu setempat. Sementara, bagi personel yang mempunyai keperluan khusus harus se-ijin Komandan Kontingen selanjutnya menunjuk seorang perwira sebagai supervisi serta penanggung jawab.  Bagi personel PBB yang melanggar ketentuan tersebut, akan mendapat sanksi seperti pemulangan dan diproses sesuai hukum yang berlaku di negara asal, tidak dapat mengikuti misi UN dimasa mendatang dan beritanya akan disebarluaskan ke seluruh media massa dibawah UN.
Sebelum mengakhiri paparannya, Letkol Yoriy berharap Kontingen Garuda yang tergabung dalam misi MONUSCO selalu menjaga nama baik bangsa dan negara serta memberi contoh yang baik bagi kontingen negara lain.
Program  Conduct and Discipline Unit tersebut diikuti oleh 18 prajurit TNI/Indonesia Engineering Company, terdiri dari 11 Perwira dan 7 Bintara yang akan dijadikan Kader bagi anggota yang belum mengikuti penyuluhan. (*)

Enter your email address:

Leave a Reply