Panglima TNI Turun ke Sawah

0 komentar
TNI kian merakyat (manunggal). TNI tak lagi melulu sibuk urusan angkat senjata. Tapi kini sekelas Panglima TNI dan ibu Panglima TNI pun mau turun ke sawah. Becek- becek. Tapi mereka senang lo. Sosok pimpinan masa depan tentunya.

Disamping itu, untuk mencapai hasil panen maksimal,  prajuritnya dididik membuat pupuk organik dan membina banyak kelompok tani di bergaia daerah di tanh air. Sebut saja di Pulau Jawa, Lampung dan Medan. Dan malah akan ditingkatkan  lagi pembinaannya ke seluruh daerah di Indonesia.


Luar biasa. Dan biar tahu saja, hasil kerja keras TNI ini tengah membuahkan hasil memuaskan. Wamentan Rusman Heriawan berdecak kagum. Pasalnya hasil panen rayanya melonjak 300%. Tentu membuka mata dan hati founding father agar ke dapan memberdayakan ahli- ahli pertanian dari unsur TNI sehingga kita terhindar dari ancaman bahaya kelaparan yang menakutkan itu.

Adalah  contoh hasil panen raya di Desa Cariu, Bogor yang pada Sabtu (3/3/2012) membelalakkan mata para jurnalis. Di mana ranting padinya sampai 30 CM panjangnya. Rata butir tiap ranting berkisar 580- 600 butir, kata petani Cariu.

Keberhasilan ini tak lepas dari dukungan penuh Panglima TNI, Ibu Panglima TNI, prakarsa Detasemen Markas (Denma) Mabes TNI serta Pelindung Paguyuban  Penyayang Alam Umat Semesta (PAUS) Letjen TNI (Purn) Soeyono, para Asisten Panglima TNI dan  Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul.
Sehingga  Kelompok Tani (Poktan) Desa Tegal Panjang serta Paguyuban PAUS berhasil melakukan panen tersebut dari Poktan desa Tegal Panjang 22 Poktan yang mengelola 8 Ha lahan sawah.

Dari desa Babakan Jati 20 Poktan mengelola 9 Ha lahan sawah. Sawah di desa ini merupakan sawah tadah hujan dan tanahnya merupakan lahan kritis, dengan top soil berkisar antara 10 s.d 15 cm, dibawahnya sudah terdapat batuan dan pasir.

Padi Sri Agung yang di panen merupakan generasi ke 15 atau F 15 dari hasil penemuan dan karya prajurit TNI. Padi Sri Agung ini telah di tanam di beberapa daerah kabupaten di Pulau  Jawa sejak tahun 2006 s.d sekarang.

Masa tanam padi ini berkisar sampai 4 bulan. Padi yang berkualitas unggul, dengan rasa pulen, panjang malai rata-rata 25-35 cm, dengan 400-650 butir padi, berlabel ungu, tinggi batang padi + 120-140 cm, dan usia tanam 95-105 hari.    Penemuan bibit padi ini juga disertai dengan pupuk cair organik.

Melalui  pola tanam semi SRI (System Rice Intensification) bibit padi dan pupuk ini dalam 1 ha rata-rata mencapai produktifitas 8 sd 10 ton. Karenanya pantas bila pemerintah mempercepat proses sertifikasinya agar ke depan kita swasembada pangan dan tak lagi melulu tergantung kepada impor.

Atas hasil memuaskan itu tentunya secara jujur disambut hangat  Panglima TNI. Menurutnya kebijakan ketahanan pangan menjadi isu sentral dalam pembangunan serta merupakan fokus utama dalam perkembangan pertanian.

“Karena pemenuhan kebutuhan pangan sudah mendesak. Merupakan hak dasar  bagi umat manusia untuk dapat mempertahankan hidupnya,” tegas Panglima.
Permasalahan pemenuhan kebutuhan pangan yang dihadapi saat ini, dikarenakan pertumbuhan permintaan pangan lebih cepat dari pertumbuhan penyediaannya.

Permintaan yang cepat tersebut sebagai dampak dari peningkatan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya beli masyarakat dan perubahan selera atau pola konsumsi.
Ketidakseimbangan antara pertumbuhan permintaan dan kapasitas produksi nasional mengakibatkan adanya kecenderungan penyediaan pangan nasional melalui impor dari negara lain yang menyebabkan menurunnya permintaan bahan pangan dari dalam negeri.

Kalau begitu. Ayo tingkatkan hasil petani, perbaiki irigasinya, brikan pupuk yang cukup.

Enter your email address:

Leave a Reply